Bandung (ANTARA) - Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Provinsi Jawa Barat, Sidkon Djampi meminta perhatian serius dari Gubernur Jabar M Ridwan Kamil atau Emil terkait banjir yang menerjang Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, terlebih daerah tersebut merupakan salah satu lumbung padi.

"Saya meminta perhatian serius Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk memperhatikan nasibnya terkait banjir dari luapan sungai Cimanuk di Kabupaten Indramayu, terlebih banjir yang terjadi mengancam produktivitas tanaman padi yang sejak lama menjadi andalan pasokan pangan nasional tersebut," kata Sidkon ketika dihubungi melalui telepon, Rabu.

Dia mengatakan saat menjalankan reses di Kabupaten Indramayu, pihaknya menerima keluhan dari petani pascasawahnya diterjang banjir.

"Masalah banjir di saat musim penghujan menjadi aspirasi untuk disolusikan oleh Pak Ridwan Kamil dan jajarannya," kata dia.

Banjir yang terjadi pekan ini di Kabupaten Indramayu telah merendam areal persawahan seluas 6.092 hektare yang masuk pada beberapa wilayah kecamatan.

Dan daerah yang paling parah terdampak banjir terjadi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu yakni 2.214 hektare sawah terendam banjir luapan sungai Cimanuk.

Akibatnya, seluas 32 hektare sawah di antaranya mengalami puso alias gagal produksi.

"Pemerintah Provinsi harus turun tangan, tentu sesuai dengan porsi kewenangannya, karena ini menyangkut ketahanan pangan," kata dia.

Saat reses tersebut, Sidkon mengaku pihaknya menyoroti pula masalah pemberdayaan ekonomi, khususnya bagi generasi muda dan ia menegaskan pemerintah harus hadir guna memicu produktivitas masyarakat.

"Masalah pemberdayaan ekonomi pemuda, agar dapat direalisasikan segera. Mohon kepada pihak terkait terutama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk dan DPM Desa Jabar untuk segera merespon hal ini," kata dia.

Baca juga: Banjir di Indramayu sudah surut

Baca juga: Ratusan rumah di Indramayu terendam banjir

Baca juga: 21 SD di Indramayu rawan bencana alam

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020