Bangkalan (ANTARA News) - Dukun cilik Irfan Maulana (6) alias Rida`ie, warga Kampung Baru, Desa Kamal, Kecamatan Kamal, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, yang tiba-tiba menjadi dukun seperti dukun cilik Ponari, kini banyak didatangi penderita penyakit kencing manis. "Sudah 12 orang yang datang ke sini dari berbagai kabupaten di Madura bahkan ada yang dari Surabaya mengaku menderita kencing manis dan minta diobati," kata orang tua Irfan Maulana, Nur Hasanah, Sabtu. Selain penderita kencing manis yang juga pernah datang meminta diobati dukun cilik Bangkalan ialah penderita liver yang rata-rata sulit disembuhkan secara medis. Seorang pasien penderita kencing manis asal Pamekasan, Samsuri mengaku, mendatangi rumah dukun cilik Irfan karena mendengar cerita dari familinya yang tinggal di Bangkalan dengan jenis penyakit yang sama, tapi kini mulai membaik setelah minta diobati dukun cilik Irfan Maulana. "Saya mencoba datang kesini ini siapa tahu bisa sembuh seperti keluarga saya itu," kata Samsuri menjelaskan. Irfan Maulana alias Rida`ie didatangi banyak orang untuk berobat, setelah mendapatkan batu yang konon ia peroleh melalui mimpi. Layaknya dukun cilik asal Jombang, Ponari, dukun cilik asal Desa Kamal, Bangkalan ini juga memiliki kesukaan bermain hand phone (HP). Sejak Irfan banyak didatangi pasien untuk berobat uang yang dia terima dari pemberian pasien langsung dibelikan dua HP baru yang harganya masing-masing senilai Rp2 juta. Sabtu (21/2) dukun cilik Irfan juga bolos sekolah dan memilih mengobati pasien yang datang ke rumahnya untuk meminta pertolongan. "Saya sudah menyuruhnya agar dia mau sekolah. Tapi entah kenapa dia tak sekolah. Padahal sebelumnya sangat rajin, tanpa disuruhpun ia berangkat sendiri dengan teman-temannya," kata ibu Irfan Maulana, Nur Hasanah. Tidak hanya orang tua Irfan, Kepala SDN Kamal II, Sunarto, Sabtu juga datang ke rumah Irfan di Kampung Baru, membujuk dukun cilik dadakan itu agar mau bersekolah. Tapi anak pasangan M Sumar dan Nur Hasanah itu tidak mengindahkannya dan memilih tetap melayani pasien yang hendak meminta pengobatan dirinya. Di kalangan para tetangganya di Kampung Baru, Desa Kamal, Bangkalan, pengobatan yang dilakukan oleh Irfan Maulana masih kontroversi. Ada yang percaya, tapi tidak sedikit orang yang tidak percaya. Mereka yang percaya dengan pengobatan yang dilakukan oleh Irfan itu, mengaku berupaya melakukan pengobatan medis, tapi tak kunjung sembuh. Namun, setelah diobati dukun cilik Irfan, penyakitnya berangsur-angsur mulai membaik. "Saya membuktikan sendiri mas. Makanya saya percaya. Saya kan pernah menderi ngilu tulang lalu saya bawa, Alhamdulilah sampai sekarang sembuh kok," kata Maryani, seorang penjual nasi bungkus, di desa itu. Tapi tidak sedikit pula yang justru tidak percaya atas pengobatan yang dilakukan sang dukun dadakan tersebut. Alasanya bermacam-macam. Kebanyakan, diantara mereka menyatakan, yang membuat penyakitnya sembuh karena unsur sugesti saja. Sebab sang pasien begitu yakin penyakitnya akan sembuh setelah mendapat pengobatan yang menurut mereka mengandung kekuatan supra natural. Ada pula warga yang menilai, banyaknya warga yang datang berobat ke dukun cilik Irfan Maulana itu karena publikasi yang dilakukan orang tuanya M Sumar, selaku sopir MPU di Kamal Bangkalan. "Coba diamati yang datang itu kan kebanyakan orang jauh, seperti dari Kabupaten Sumenep, Sampang dan Pamekasan. Orang-orang Bangkalan sendiri kan tidak ada. Soalnya publikasinya melalui para sopir itu," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009