Yang bersangkutan mengeluhkan demam dan batuk usai pulang dari Korsel, tapi tidak disertai sesak napas
Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau melakukan pemantauan kesehatan empat warga setempat yang salah satunya terduga tertular virus corona, untuk mengantisipasi penyebaran wabah COVID-19 di daerah itu.
"Tanjungpinang kini waspada COVID-19, kita meminimalkan semua kemungkinan yang mengarah pada virus tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Rustam dalam konferensi pers di Puskesmas Pancur, Tanjungpinang, Rabu.
Ia menyebut keempat warga yang dipantau itu, di antaranya satu keluarga yang terdiri atas tiga orang dan seorang lainnya perempuan.
Ketiganya diketahui merupakan keluarga dari seorang terduga tertular COVID-19 yang sejak Selasa (3/3) dirawat di ruang isolasi RSUP Kepri.
"Tapi ketiga orang ini tidak mengeluhkan sakit atau apapun. Mereka dipantau karena tinggal serumah dengan 'suspect' (terduga) COVID-19 tersebut," tuturnya.
Baca juga: Puskesmas se-Surabaya diminta pantau warga pulang dari luar negeri
Seorang warga lainnya yang dipantau adalah perempuan yang lima haru lalu baru pulang dari Korea Selatan.
"Yang bersangkutan mengeluhkan demam dan batuk usai pulang dari Korsel, tapi tidak disertai sesak napas," kata Rustam.
Ia mengatakan keempatnya akan dipantau di rumah masing-masing selama 14 hari ke depan, terhitung sejak Selasa (3/3) malam.
Tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang bakal secara rutin, dua kali dalam sehari, melakukan pemantauan terhadap perkembangan kesehatan mereka.
Terhadap empat warga tersebut, kata dia, turut dibatasi dalam melakukan kontak secara langsung dengan pihak keluarga serta tetangganya.
"Kalau setelah 14 hari ada indikasi mengarah ke COVID-19 maka kita rujuk ke RSUP Kepri. Kalau tidak, kita sudahi pemantauan terhadap mereka," kata dia.
Baca juga: Tujuh orang suspect COVID-19 diisolasi di RSPI Sulianti Saroso
Baca juga: Pasien "suspect" Covid-19 di RSUP Kepri menderita HIV
Pewarta: Ogen
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020