Palu (ANTARA News) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah/DPD-RI asal Sulawesi Tengah M Ichsan Loulembah menyatakan rekaman video kekerasan oknum anggota polisi yang beredar luas di masyarakat membuat citra kepolisian semakin buruk. "Olehnya pihak berwenang harus mengusut kasus tersebut supaya tidak timbul dampak buruk di masyarakat yang makin mencoreng citra kepolisian," kata Ichsan Loulembah di Palu, Jumat. Dia juga mengimbau agar anggota polisi mampu mengendalikan emosinya karena mereka kesehariannya langsung terjun di tengah masyarakat. "Kekerasan harusnya menjadi benteng terakhir dari seorang aparat dan jangan diumbar sembarangan," kata Loulembah yang sangat menyayangkan kasus tersebut. Setelah menyaksikan rekaman tersebut, dia menilai, kultur kekerasan masih sangat kuat tertanam di tubuh kepolisian, dan itu harus segera dievaluasi oleh pihak kepolisian sendiri. Menanggapi bahwa rekaman tersebut adalah sebuah rekayasa, Loulembah mengatakan, " Jangan cepat menyimpulkan adegan itu adalah rekayasa karena tindakannya terlihat sangat nyata". Sementara itu, Polda Sulteng sendiri saat ini sudah memeriksa lima dari enam pelaku dalam adegan tersebut. "Kami sudah memeriksa pelakunya. Jika ada unsur kesengajaan maka akan ditindak tegas sesuai hukum," kata Kapolda Sulteng Brigjend Pol Suparni Parto. Sebelumnya, Kapolda Suparni Parto menyatakan bahwa rekaman video tersebut adalah sebuah rekayasa sesuai pengakuan beberapa pelaku yang sudah diperiksa terlebih dahulu. Rekaman video berdurasi 4,30 menit itu diperkirakan terjadi pada 2007 di sebuah asrama polisi di Poboya, Kecamatan Palu Timur. Dalam rekaman tersebut, nampak seorang anggota polisi yang sedang tidur kemudian dibangunkan secara paksa. Selanjutnya, enam oknum anggota kepolisian lainnya yang merupakan seniornya menampar, memukul dan menendang korban. Setelah puas melakukan aksinya, keenam oknum tersebut meninggalkan korban, seraya mengancam untuk tidak melaporkan kejadian tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009