Jakarta (ANTARA News) - PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) memproyeksikan laba bersih Rp70 miliar pada tahun ini, setelah sebelumnya merugi.

"Mulai tahun ini (2009) perusahaan akan mencatat laba," kata Presiden Direktur Merpati Bambang Bhakti di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat.

Pendapatan Merpati tahun ini ditargetkan mencapai sekitar Rp3 triliun, naik sekira 50 persen dari tahun 2008 yang sekitar Rp2 triliun.

Menurut Bambang, arus kas Merpati tiga bulan terakhir 2008 (Oktober-Desember)  sudah positif, namun sebagian besar adalah untuk membayar tunjangan hari raya dan pensiun dini karyawan dalam rangka restrukturisasi perusahaan.

Menurutnya, memasuki tahun 2009 perusahaan akan melanjutkan efisiensi di berbagai bidang untuk mempertahankan kinerja keuangan yang positif.

Belanja modal (Capex) perusahaan kemungkinan juga sangat minim atau nyaris tidak ada dan Merpati akan menyiasatinya dengan kerjasama operasional (KSO) dengan pihak tertentu.

Mulai Maret mendatang, dengan kerjasama dengan pihak ketiga, Merpati akan menerapkan sistem tiket elektronik (e-ticketing).

Langkah efisiensi lainnya yang akan dijalankan adalah mengurangi komponen biaya avtur pada rute-rute penerbangan tertentu tanpa mengurangi kualitas pelayanan.

Tahun ini Merpati akan meningkatkan jumlah armada dari 10 unit pesawat jet jenis Boeing 737 menjadi 16 pesawat, sedangkan pesawat propeller jenis CN 235 dan Cassa dari 10 unit ditambah menjadi 19 unit pesawat.

Untuk menyediakan pesawat tersebut ujarnya, Merpati menjalin kerjasama dengan 14 Pemda propinsi dan kota di wilayah timur Indonesia, termasuk dengan sejumlah pengusaha.

Pemda yang telah menyediakan pesawat untuk dioperasikan Merpati antara lain 3 unit pesawat jenis jet milik Pemda Merauke.

Selain itu Pemda Kota Waringin Timur telah menyatakan minat menyediakan satu unit pesawat, dan satu unit pesawat jet akan disediakan seorang pengusaha intan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Ia menilai mengoperasikan pesawat akan lebih menguntungkan dibanding investasi membeli pesawat.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009