Belum dipindahkannya para awak kapal itu dikarenakan masih menunggu hasil pemeriksaan Polimerase Chain Reaction (PCR) oleh tim Kementerian Kesehatan
Jakarta (ANTARA) - Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan seluruh pekerja kapal warga negara Indonesia (WNI) Diamond Princess akan dipindahkan ke Pulau Sebaru kecil, Rabu (4/3).
"Direncanakan pukul 08.00 WIB akan diturunkan dari KRI dr Soeharso-990 dan memulai proses observasi di Pulau Sebaru Kecil," kata Yudo di dermaga Pulau Lipan, Selasa.
Yudo menjelaskan belum dipindahkannya para awak kapal itu dikarenakan masih menunggu hasil pemeriksaan Polimerase Chain Reaction (PCR) oleh tim Kementerian Kesehatan.
"Kemungkinan Selasa malam sudah ada hasilnya," ujar Yudo.
Pantauan Antara, hingga Selasa petang, KRI dr Soeharso-990 belum menurunkan pekerja kapal Diamond Princess yang akan melakukan proses observasi Corona Virus (Covid-19) di Pulau Sebaru Kecil.
KRI dr Soeharso-990 berlabuh sekitar tiga kilometer dari dermaga Pulau Sebaru Kecil. Kapal itu berada sekitar satu kilometer dari KRI Semarang-594 sebagai pusat komando selama proses observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Baca juga: Tim Kesehatan ambil sampel darah pekerja Kapal World Dream
Baca juga: Peserta observasi virus corona belum turun dari KRI dr Soeharso-990
Baca juga: Tiba di Sebaru, KRI dr Soeharso bawa 69 ABK Diamond Princess
KRI dr Soeharso-990 tiba di Pulau Sebaru, Senin (2/3) sekitar pukul 18.00 WIB. Kapal itu datang dari arah Tenggara Pulau Sebaru dan berlabuh tepat diantara Pulau Sebaru Kecil dan Pulau Pantara.
KRI dr Soeharso-990 berangkat dari pelabuhan PLTU Indramayu, Senin, sekitar pukul 06.00 WIB, yang membawa 69 pekerja kapal Diamond Princess dan 10 kru penjemput dari Yokohama Jepang.
Para penumpang kapal, akan memulai proses observasi Corona Virus (Covid-19) di Pulau Sebaru, mengikuti 188 pekerja kapal World Dream dari Hongkong sudah memulai proses observasi sejak Jumat (28/2).
Pewarta: Fauzi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020