Makassar (ANTARA) - Tim Dinas Kesehatan Kota Makassar, Sulawesi Selatan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah apotik, menidaklanjuti informasi kelangkaan dan dugaan mark up atau menaikkan harga masker yang saat ini dibutuhkan masyarakat untuk mengantisipasi virus corona (COVID-19) di Sulawesi Selatan.

"Sidak di apotek Kimia Farma dan Citra Persada. Kalau apotek Kimia Farma tadi temukan stok masker sudah tidak ada, Per Januari sudah kosong. Mereka tidak boleh menjual dalam partai besar. Kalau menjualnya dalam bentuk per buah dan harga sesuai standar," sebut Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Makassar, Irma Haddade disela kegiatan sidak, Selasa.

Sedangkan di Apotek Citra Persada, lanjut Irma, ketika diminta surat-surat dan kelengkapan pengiriman barang termasuk izin edar, manajemen tidak mampu memnujukkan. Selain itu, Citra Persada diketahui merupakan Pengedar Alkes di Sulsel.

"Pihak mereka tidak mampu menunjukkan surat-suratnya, izinnya pengedar alkes, tapi menjual ecer masker, jelas itu sudah menyalahi aturan. Alasan manajemen menolong masyarakat, tapi harganya dinaikkan," beber dia.

Bahkan saat diminta surat pengiriman barang dan harga standar dari pabrik, untuk kemudian dipasarkan, juga tidak bisa ditunjukkan. Kendati demikian, Dinkes tetap memberikan catatan dan mencocokkan data yang dimiliki untuk mencari bukti dugaan pelanggaran.

"Katanya besok mau diberikan datanya, tapi yang jelas ini (Citra Persada) sudah terindikasi. Mau dilihat betul izinnya apakah sesuai atau tidak. Dan ada dugaan menaikkan harga. Bila terbukti maka dikeluarkan rekomendasi, dan tindakan teguran pertama," tegasnya.

Sebagai Kabid PSDK Dinkes Makassar membawahi pemberian izin maupun alkes, ia akan mencocokkan data, sebab Citra Persada berdalih bukan Pedagang Besar Farmasi (PBF), tapi pengedar alkes, tetapi malah menjual masker secara eceran, padahal yang bolehkan adalah toko alkes, bukan pengedar alkes.

"Pihak dari mereka tidak bisa menunjukkan apa yang kami minta, dan mengatakan semuanya itu yang mengetahui pimpinan, biar besok kita datang lagi ke sini," ulasnya.

Sementara manajemen Citra Persada saat ingin dikonfirmasi di tempat itu mengatakan, bukan kapasitasnya menjawab. Mereka berdalih menjual eceran untuk menolong orang.

Beberapa konsumen yang ingin membeli masker terlihat kaget karena banyak wartawan. Terlihat ada beberapa pembeli membeli masker secara eceran. Adapun harus mengelus dada karena stok masker standar satu pak berisi 50 buah sudah habis terjual.

Sejumlah wartawan bersiap meliput Inspeksi Mendadak (Sidak) di toko penjualan alat kesehatan Citra Persada di jalan Ratulangi, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/3/2020). ANTARA/Darwin Fatir.

Baca juga: Dampak corona, pemerintah sanksi pedagang yang permainkan harga

Baca juga: Kemenkes: Tegur bila orang yang batuk pilek tak pakai masker

Secara terpisah, salah seorang pembeli mengeluhkan harga masker di tempat pengedar alat kesehatan lainnya yakni Intraco di jalan Latimojong. Manajemen menaikkan harga di luar ketentuan, hingga empat kali lipat dari harga standar.

"Harganya satu pak Rp350 ribu isi 50 buah. Harganya keterlaluan dan tinggi sekali. Pegawainya malah bilang, beli banyak sudah, besok harganya bisa naik lagi sampai sejuta," ujar Lisa saat menjawab wartawan seusai membeli masker di tempat itu.

Secara terpisah, Kepolisian Sektor Ujungpandang berhasil mengungkap pengiriman masker ke luar negeri dan menangkap dua pelaku masing masing J (22) dan JS (21) di salah satu hotel serta diketahui keduanya masih berstatus mahasiswa.

Rencananya, terduga pelaku akan mengirim 200 dos masker tujuan ke Selandia Baru setelah dibungkus menggunakan kardus besar, namun keburu ditangkap di lokasi jasa pengiriman barang ke luar negeri, jalan Sultan Hasanuddin, Kota Makassar.

Sebelumnya, mereka memanfaatkan momen dengan menimbun masker. Modusnya membeli masker per dos di sejumlah apotek, selanjutnya dikemas lalu di jual dengan harga lebih tinggi ke beberapa daerah termasuk Jakarta.

"Kami kumpulkan dulu setelah beli di apotek, kalau sudah banyak baru kita paling. Saya sudah ditransfer sampai Rp50 juta. Baru ini dikirim ke luar negeri, yang lalu ke Jakarta, " ujar JS.

Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal Polsek Ujungpandang, Iptu Edhi Gunawan menambahkan, seluruh barang bukti itu ditahan sementara sambil menggali keterangan dari terduga pelaku, serta apa motivasi mereka menyimpan dan mengirim keluar, padahal masyarakat sangat butuh masker.

Baca juga: Polda Riau turunkan tim antisipasi penimbunan masker

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020