Jakarta  (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi, melemah ke level di atas Rp12.000 per dolar AS, karena kebutuhan pelaku pasar terhadap dolar AS masih tetap tinggi, meski Bank Indonesia (BI) masuk pasar.

Nilai tukar rupiah terhadap greenback atau dolar AS merosot menjadi Rp12.050/12.060 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.960/11.975 atau turun 90 poin.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, mengatakan Bank Indonesia (BI) akan tetap menjaga pergerakan rupiah agar tidak terlalu bergejolak, sehingga tidak menjauhi angka Rp12.000 per dolar.

Apalagi BI sudah menyatakan akan menggunakan semua instrumen yang ada untuk menjaga rupiah pada kisaran Rp12.000 per dolar AS, ucapnya.

Menurut Rully Nova, tekanan pasar yang semakin kuat membuat rupiah kian terpuruk. Tekanan pasar sulit dihindari, karena ketatnya pasokan dolar ke pasar.

Jadi terpuruknya rupiah, karena pasokan dolar ke pasar makin berkurang, karena hanya BI yang memasok dolar ke pasar, sedangkan kebutuhan konsumen makin meningkat, katanya.

Rupiah ketika investor asing aktif bermain di pasar, lanjut dia, bisa bergerak naik, karena permintaan dolar dapat dipenuhi, namun dengan ditariknya dana asing di pasar domestik oleh investor asing dan dialihkannya ke negara sendiri membuat  rupiah terpuruk.

Mata uang lokal itu sepanjang semester pertama 2009 diperkirakan akan terus melemah, namun diharapkan pada semester kedua dengan adanya paket stimulus AS sebesar 787 miliar dolar AS untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS pada gilirannya akan mendorong ekonomi global, sehingga memberikan sentimen positif terhadap rupiah, ucapnya.

Ia mengatakan, BI juga akan mengawasi kegiatan bank-bank asing yang bermain valas agar mereka tidak berspekulasi, sehingga mengurangi tekanan pasar uang khususnya terhadap rupiah.

"Kami optimis rupiah akan tetap berada pada angka Rp12.000 per dolar, karena BI akan tetap berada di pasar memantau mata uang Indonesia agar volatilitasnya tidak berkelebihan," ucapnya.

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009