New York (ANTARA News) - Harga minyak naik tajam 14 persen menjadi 39 dolar per barel, Kamis, menyusul data pemerintah AS yang memperlihatkan turunnya stok tanpa diduga sama sekali akibat rendahnya impor dan tingginya permintaan.
Penurunan tersebut mengakhiri kenaikan tujuh pekan berturut-turut stok minyak mentah di konsumen terbesar dunia itu, tempat perlambatan ekonomi telah menyeret turun penggunaan bahan bakar.
Harga minyak mentah AS untuk penyerahan Maret, yang akan habis masa berlakunya Jumat, melonjak 4,86 dolatr menjadi 39,48 dola per barel. Harga ini merupakan yang tertinggi sejak 31 Desember.
Kontrak penyerahan April naik 2,77 dolar menjadi 40,18 dolar per barel.
Minyak mentah Brent di pasar London untuk pengiriman April menguat 2,44 dolar menjadi 41,99 dolar per baral.
"Cadangan minyak mentah merosot tajam di sini akibat turunnya impor dan naiknya kegiatan pengilangan," kata Amanda Kurzendoerfer, analis komoditas pada Summit Energy, seperti dilaporkan Reuters.
"Kita akan lihat jika impor menurun merupakan awal dari suatu kecenderungan saat OPEC betul-betul melakukan pemangakasan output."
OPEC sepakat mengadakan serangkaian pengurangan produksi pada paruh kedua 2008 untuk mengatasi terjun bebasnya harga minyak dari rekor tinggi 147 dolar per barel pada Juli lalu.
Naiknya harga minyak berlangsung setelah data ekonomi yang suram yang menghantam pasara saham AS.
Jumlah pekerja AS yang memperoleh tunjangan pengangguran mencapai rekor tinggi pad aawal Pebruari, demikian menurut data, Kamis. Data tenaga kerja ini menunjukkan betapa parahnya pasar tenaga kerja dengan kian mendalamnya resesi di AS.
Jepang dan Korea Selatan berjuang keras untuk menghidupkan ekonomi yang terpukul oleh anjloknya ekpsor, angka penganguran di Rusia meningkat drastis dan defisit anggaran mencapai rekor tinggi. (*)
Copyright © ANTARA 2009