Serang (ANTARA News) - Sebanyak 121 hektare sawah di Provinsi Banten gagal panen karena terendam banjir akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir.

"Sawah yang terendam banjir itu rata-rata usia tanam lebih dari 60 hari," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian, Provinsi Banten, Deddy Ruswansyah, Kamis.

Deddy mengatakan, berdasarkan data sawah yang terkena banjir sejak Desember 2008 lalu, hingga saat ini kategori terkena banjir tercatat 8.698 hektare dan diantaranya sebanyak 121 hektare dinyatakan gagal panen (puso).

Dari 8.698 hektare tersebut, paling besar Kabupaten Pandeglang sebanyak 6.718 hektare terkena banjir.

Sawah yang gagal panen itu karena terendam banjir hingga beberapa hari yang mengakibatkan batang tanaman padi mati dan membusuk.

"Kalau sawah itu terendam hanya dua sampai tiga hari kemungkinan bisa terselamatkan," katanya.

Menurut dia, banjir yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Banten tentu tidak berpengaruh terhadap produksi padi karena jumlahnya sangat kecil.

Oleh karena itu, pihaknya tetap akan membantu kepada petani yang gagal panen dengan bantuan benih.

Sebab, bencana banjir itu tidak bisa diperkirakan karena faktor alam juga.

Dikatakanya, pihaknya optimis produksi padi tahun 2009 dapat terealisasi sebanyak 1.685.440 ton gabah kering giling (GKG) atau sebanyak 1.065.198 ton beras.

Sedangkan, kebutuhan konsumsi masyarakat Banten per tahun hanya mencapai 1.029.727 ton beras sehingga terjadi surplus sekitar 99.963 ton beras.

Menurut dia, produksi beras tersebut dari sasaran angka tanam seluas 399.263 hektare di Provinsi Banten.

"Karena itu, jumlah sawah yang puso sangat kecil dan tidak berdampak terhadap ketahanan pangan," katanya.

Sementara itu, Sumanta (45) seorang petani Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, mengaku sebagian besar petani di sini sudah mulai memanen padi karena tanam pada Nopember 2008 lalu, namun diperkirakan puncaknya Maret mendatang.

"Kami merasa bersyukur tanaman padi tahun ini tidak terkena musibah banjir dan hama," kata Sumanta.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009