Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp17,5 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dengan total penawaran masuk Rp78,41 triliun.

Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa, menyatakan lelang tersebut melebihi target indikatif yang ditetapkan Rp15 triliun.

Untuk seri SPN03200604, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,901 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 4 Juni 2020 ini mencapai Rp10,81 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 2,85 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 3,4 persen.

Untuk seri SPN12210304, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,254 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 4 Maret 2021 ini mencapai Rp17,65 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,2 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 4,0 persen.

Untuk seri FR0081, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,0183 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2025 ini mencapai Rp19,31 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani: Tingginya penawaran SUN tanda kepercayaan pelaku pasar
Baca juga: Pemerintah serap Rp20 triliun dari lelang SUN

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,5 persen ini mencapai 5,99 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,2 persen.

Untuk seri FR0082, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,77 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2030 ini mencapai Rp17,91 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,0 persen ini mencapai 6,73 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,03 persen.

Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,36739 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 ini mencapai Rp7,35 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,33 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,6 persen.

Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,49768 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2040 ini mencapai Rp3,07 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,49 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,63 persen.

Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,64744 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini mencapai Rp2,28 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,375 persen ini mencapai 7,6 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,75 persen.

Sebelumnya, dalam lelang tujuh seri SUN pada Selasa (18/2), pemerintah menyerap dana sebesar Rp18,5 triliun dari penawaran masuk tertinggi sepanjang sejarah mencapai Rp127,2 triliun.

Baca juga: Pemerintah serap Rp23 triliun dari lelang SUN untuk biayai APBN
Baca juga: Pemerintah batalkan rencana lelang SBN terjadwal pada Desember 2019

Pewarta: Satyagraha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020