Jakarta (ANTARA) - Pemberitahuan terkait adanya dua penderita virus corona di Indonesia membuat masyarakat panik dan cemas, bahkan bisa saja membuat mereka melakukan hal yang berlebihan.
Jika memperhatikan media sosial, banyak informasi tidak valid yang beredar. Akhirnya masyarakat yang sudah khawatir menjadi lebih panik dan berusaha melindungi diri dan keluarga dengan cara menimbun makanan ataupun obat-obatan.
Menurut psikolog Intan Erlita, apa yang terjadi di masyarakat saat ini mulai berlebihan. Dia memberi beberapa saran agar tidak ikut terbawa panik seperti yang dilakukan masyarakat lain.
"Pertama matikan sosial media. Sosial media itu kan kayak wadah, kita mau cari berita apa saja ada, dari yang benar sampai yang enggak benar. Sebenarnya jari kita dan hati kita yang memilih mau diklik atau enggak, dibaca atau enggak," kata Intan saat dihubungi Antara, Selasa.
Baca juga: Psikolog: Penyebaran identitas pasien corona bisa membuat trauma
Baca juga: Beredar video warga China berlarian, benarkah panik karena corona?
Berita mengenai virus corona banyak dibahas oleh berbagai media, jika tidak ingin semakin paranoid, carilah informasi atau hindari membaca berita yang judulnya bisa memprovokasi orang lain.
"Kalau dari judulnya saja sudah bikin cemas dan takut, hindari saja. Tapi kalau penasaran lebih baik mengontrol diri aja, terus bisa menyaring portal mana aja," jelas Intan.
"Ini kunci ya, saya mau mengedukasi orang juga kita jangan membaca hal-hal yang membikin panik dan memberi informasi yang bukan dari pakar. Jadi kalau mau bahas corona, klik yang kata dokter apa itu bisa valid atau cari lagi, dokternya dokter mana," lanjutnya.
Selain itu, jika di lingkungan sekitar Anda orang yang mudah panik, jangan memprovokasinya dengan informasi yang semakin membuat takut.
"Orang panik itu kan gampang tersulut, tapi kalau rasa panik dia tidak diakomodir sama kita, kalau kita malah membuat panik, ya dia tambah panik. Tapi kalau kita bisa membuat dia tidak cemas dan kalau orang sekitarnya enggak panik, dia akan turun kepanikannya tapi kalau sekitarnya panik dia akan lebih panik," ujar Intan.
Baca juga: Tips supaya anak tak stres usai mendapat informasi COVID-19
Baca juga: Corona bikin batal ke luar negeri? Coba wisata alternatif dalam negeri
Baca juga: Tips cegah paparan virus di kendaraan umum
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020