Mempertimbangkan ketersediaan sumber daya tambahan, serta fakta bahwa banyak karyawan yang ingin menggunakan jatah cuti mereka, kami memberikan opsi untuk mengambil jatah cuti tersebut atau mendaftar cuti sukarela hingga satu bulan,

Dubai (ANTARA) - Maskapai penerbangan internasional Emirates meminta karyawan untuk mengambil cuti atau mendaftar cuti sukarela tanpa bayaran hingga satu bulan, menyusul banyaknya pembatalan penerbangan di seluruh dunia akibat wabah virus corona.

"Mempertimbangkan ketersediaan sumber daya tambahan, serta fakta bahwa banyak karyawan yang ingin menggunakan jatah cuti mereka, kami memberikan opsi untuk mengambil jatah cuti tersebut atau mendaftar cuti sukarela hingga satu bulan," kata Kepala Petugas Pelaksana Emirates, Adel al-Redha, dalam pernyataan, Selasa.

Maskapai itu telah menghentikan sementara penerbangan ke Iran, Bahrain, dan hampir seluruh wilayah China akibat virus corona. Sementara negara-negara di dunia pun menerapkan pembatasan yang ketat terhadap alur masuk warga asing.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), organisasi global terbesar dalam sektor industri maskapai penerbangan, pada Senin (2/3) mendesak pemerintahan di kawasan Timur Tengah untuk memberikan dukungan kepada perusahaan maskapai sebagai upaya menangani dampak virus corona.

Sebelumnya, menurut laporan Reuters pada Minggu (1/3), Grup Emiratessebagai induk usaha maskapai Emirates sudah menerapkan kebijakan serupa, seiring dengan upaya perusahaan menangani "pelambatan terukur" pada bisnis mereka.

Grup perusahaan milik negara Uni Emirat Arab itu mempunyai lebih dari 100.000 karyawan, dengan 21.000 lebih kru kabin serta 4.000 pilot, terhitung pada akhir Maret tahun lalu.

Sementara itu sejumlah kegiatan seperti konser di negara tersebut, yang merupakan pusat transit perjalanan udara termasuk pusat bisnis dan pariwisata Dubai, telah dibatalkan atau ditunda akibat kekhawatiran terhadap wabah corona.

Sumber: Reuters

Baca juga: Maskapai Emirates beli 20 Airbus
Baca juga: Emirates hentikan penerbangan ke Tunisia menyusul larangan bagi wanita Tunisia

Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020