Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta Kamis sore melemah ke atas level 12.000 per dolar AS, menyusul menguatnya kebutuhan dolar di pasar domestik.

Kamis sore rupiah ditransaksikan pada kisaran 12.060/12.090 per dolar AS, melemah 170 poin dibanding penutupan pada hari sebelumnya 11.890/11.900 per dolar AS.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova di Jakarta Kamis mengatakan, seretnya pasokan dolar merupakan faktor utama yang menekan rupiah terus terpuruk.

"Rupiah diperkirakan akan terus terpuruk karena tekanan krisis global makin menekan pergerakan mata uang lokal itu, " ucapnya.

Karena itu, lanjut dia mata uang lokal itu akan terus menjauhi angka 12.000 per dolar dan dalam pekan ini diperkirakan akan mendekati angka 13.000 per dolar.

Kondisi ini kemungkinan bisa saja terjadi apabila BI tidak masuk ke pasar melakukan intervensi, ujarnya.

Meski demikian BI, menurut dia tidak terus menerus melakukan intervensi karena konsekuensinya cadangan devisa akan semakin tergerus.

Tekanan global yang terjadi sampai saat ini sulit ditahan, karena hampir semua dolar yang diperdagangkan di pasar domestik makin berkurang, karena ditarik untuk membeli obligasi pemerintah Amerika Serikat.

AS menerbitkan obligasi untuk memperoleh dana murah dari masyarakat guna mendorong pertumbuhan ekonomi AS lebih lanjut, tuturnya.

Rupiah makin terpuruk hingga mencapai angka 12.060 per dolar AS bahkan sebelumnya sempat mencapai level 12.075 per dolar AS, karena kebutuhan terus meningkat, sedangkan pemasok dolar hanya dari BI.

"Kami khawatir apabila pemerintah tidak melakukan terobosan baru untuk mengatasi tekanan pasar, maka rupiah akan semakin terpuruk hingga di atas angka 13.000 per dolar AS," ucapnya.

Menurut dia, pemerintah harus dapat bekerja sama dengan bank yang memiliki stok dolar yang besar, apabila tekanan pasar makin kuat maka melalui kerjasama itu kebutuhan dolar dapat dipenuhi.

"Kami optimis pemerintah sebenarnya sudah memikirkan ke arah sana namun kerjasama itu masih belum terealisir dengan baik," ucapnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009