Kalau dampaknya tidak terlalu parah ya kita cabut
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan akan mengusulkan penambahan bantuan Program Sembako dilanjutkan hingga akhir tahun jika dampak virus corona terhadap kondisi ekonomi berlanjut dan semakin parah.
"Kalau dampaknya tidak terlalu parah ya kita cabut, tapi kalau terasa berat mungkin kita usulkan ke Presiden untuk diteruskan minimal sampai akhir tahun," kata Juliari di Jakarta, Selasa.
Pemerintah menambah bantuan Program Sembako dari Rp150 ribu per bulan menjadi Rp200 ribu kepada 15,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama enam bulan hingga Agustus sebagai bentuk mengatasi dampak COVID-19 terhadap ekonomi Indonesia.
Lebih lanjut Juliari mengatakan, penyaluran bantuan Program Sembako sudah berjalan di seluruh Indonesia dimulai di Bengkulu Utara.
Baca juga: Mensos: Bansos naik jadi Rp200.000 atasi dampak COVID-19
"Saya kemarin di Bengkulu Utara untuk memastikan bahwa uangnya sudah ada," katanya.
Penambahan bantuan Program Sembako tersebut dikatakan Mensos agar masyarakat di lapisan ekonomi paling bawah tidak terlalu merasakan dampak yang ditimbulkan akibat merebaknya virus corona atau juga disebut COVID-19.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia berencana mengeluarkan insentif fiskal sebesar Rp10,2 triliun untuk sektor-sektor yang terdampak penyebaran COVID-19 seperti pariwisata.
Dari Rp10 triliun tersebut, Kementerian Sosial dapat Rp4,56 triliun untuk tambahan sembako Rp50.000 per KPM.
Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang di awal 2020 menjadi Rp150.000 per bulan dari Rp110.000 per bulan sebagai bagian dari instrumen fiskal akan menjadi Rp200.000 selama enam bulan sampai Agustus.
Hal itu dilakukan mengingat diperkirakan dampak dari penyakit yang disebabkan virus corona itu cukup serius bagi perekonomian Indonesia.
Baca juga: Pemerintah siapkan penyaluran Program Sembako untuk 2020
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020