Teheran (ANTARA News) - Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, saat bereaksi terhadap pernyataan komandan militer AS di Timur Tengah, mengatakan di Teheran, Rabu, pendekatan sepihak AS di Irak lah, yang menempuh jalan militerisme dan pendudukan, yang menjadi sumber utama ketidak-amanan di negeri itu.
David Petraeus sekali lagi menuduh Iran "mendukung kelompok garis keras dan agresif di Irak", sehingga memberi sumbangan besar bagi ketidak-amanan di sana.
Menurut Desk Politik IRNA, yang mengutip keterangan jurubicara Kantor Media dan Informasi di Kementerian Luar Negeri Iran Hassan Qashqavi, "Pendekatan selektif para pejabat AS dalam menangani masalah terorisme dan tindakan Jenderal Petraeus, yang membagi masalah terorisme menjadi yang baik dan jahat adalah gagasan AS-Inggris, yang telah mengakibatkan kemunculan pelaku teror di Afghanistan dan wilayah tersebut dalam beberapa tahun belakangan."
Mengenai catatan pendekatan para pejabat AS ke arah kelompok fanatik, jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran tersebut kembali mengatakan, "Masyarakat internasional belum lupa bahwa Al_Qaeda didirikan di Pakistan dengan bergantung atas bantuan keuangan AS dan begitu juga dengan pendukung mereka, faksi Taliban di Afghanistan."
Ia mengatakan bahwa setelah serbuan pimpinan AS dan pendudukan atas Afghanistan, penanaman dan panen narkotika di wilayah itu di bawah pengendalian tentara AS dan Inggris di sana telah naik beberapa kali lipat, sehingga mengubah negeri tersebut jadi pendukung utama keuangan bagi kelompok fanatik di seluruh wilayah itu.
Qashqavi merujuk kepada masalah keamanan orang Amerika di wilayah tersebut, dan berkata, "Utusan khusus AS di Afghanistan dan Pakistan Richard Holbrook baru-baru ini mengeluarkan komentar yang sangat bertolak-belakang dengan pernyataan Petraeus, yang laporannya keliru dan tidak konstruktif, dan hanya dapat menjadi upaya dengan tujuan menuduh pihak lain atas kesalahan AS di Irak dan Afghanistan."
Jurubicara Kementerian Luar Negeri itu menambahkan, "Komentar yang dikeluarkan oleh Petraeus juga sangat bertolak-belakang dengan pendekatan yang baru diumumkan oleh Presiden AS Barack Obama dan pemerintahnya, karena Republik Islam Iran telah melancarkan kebijakan konstruktif di Afghanistan sejak pendudukan atas negeri tersebut oleh bekas Uni Sovyet. Dan setelah itu, selama dua masa jabatan kelompok nasionalis Iran telah dua kali memberi sumbangan finansial secara tulus bagi pembangunan kembali Afghanistan."
Ia menekankan, "Petraeus disarankan agar meninggalkan tindakan mengambil sikap yang bertolak-belakang dan menerima kenyataan masa lalu dan masa kini.
Mengenai kebijakan Republik Islam Iran di Irak, Qashqavi mengatakan, "Iran mendukung pemerintah sah hasil pemilihan umum di negeri tersebut dan membantu negeri itu dalam memulihkan kedamaian dan kestabilan di sana, yang menjadi prasyarat bagi pembangunan berkelanjutan, dalam kerangka kerja internasional yang menyetujui hubungan resmi --yang sangat bertolak-belakang dengan pernyataan sangat keliru dari Jenderal Petraeus."(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Btw,kalo dicermati menlu amerika datang kesini pasti ada tujuan yang licik,caba kalian belajar dari masa lampau saat belanda masuk ke indonesia dengan pura-pura ramah,tau kan ujung2nya malah menjajah kita.itu semua tak jauh sama amerika saat ini!!!