Jakarta (ANTARA) - Jurnalis Bencana dan Krisis (JBK) Indonesia meminta pemerintah Indonesia menyediakan informasi yang transparan kepada publik mengenai
penapisan dan hasil pemeriksaan yang dilakukan, protokol pencegahan dan perlindungan masyarakat dari wabah Covid-19.
Tidak adanya transparansi, justru menempatkan publik menjadi lebih berisiko, sehingga dampak wabah bisa lebih dalam, kata Ketua JBK Indonesia, Ahmad Arif, dalam siaran persnya, Selasa.
JBK Indonesia juga meminta pemerintah lebih proaktif melakukan pemeriksaan di daerah-daerah berisiko dan menyiapkan rumah sakit di daerah agar mampu menangani perawatan pasien corona.
Baca juga: Gubernur Banten pakai masker saat melantik pejabat
Baca juga: KKP Denpasar siagakan kapsul evakuasi di Bandara Ngurah Rai
Baca juga: Ketua MPR imbau masyarakat tidak panik hadapi virus corona
Crisis Center harus disediakan agar bisa diakses warga tanpa terkecuali, kata Arif.
Dia juga mengimbau media massa sebaiknya menyudahi penyebutan identitas dan alamat pasien dengan lengkap. Media tidak harus meliput dan memotret rumah pasien karena tak relevan dengan penghentian penanganan wabah Covid-19.
Penghormatan dan melindungi para penyintas adalah bagian dari Kode Etik jurnalistik, jelasnya.
Jurnalis dan media massa harus menghadirkan pemberitaan yang relevan pada upaya-upaya pencegahan dan penanganan untuk mencegah kepanikan lebih lanjut, harap Arif.
JBK juga meminta jurnalis dan media tidak menyebarkan hoaks dan spekulasi yang bisa menambah kekacauan. Justru, jurnalis dan media bisa menjadi penerang atas kekacauan informasi yang beredar di media sosial, katanya.
JBK juga berharap perusahaan media harus memastikan keselamatan jurnalisnya dengan menyediakan perlengkapan dan pengetahuan yang memadai agar tidak tertular Covid-19.
Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan ada dua warga negara Indonesia (WNI) positif Covid-19 pada Senin (2/3).
Pengumuman ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang telah terinfeksi virus corona baru atau SARS-CoV2, dengan segala konsekuensi
sosial, politik, dan ekonominya.
Konfirmasi kasus di Indonesia semakin menambah jumlah mereka yang terinfeksi oleh Covid-19, sejak pertama kali diumumkan di Kota Wuhan, China, pada akhir Desember 2019.
Hingga Senin (2/3), Covid-19 telah menginfeksi 89.212 orang di 68 negara dan 3.048 orang dilaporkan tewas, dan angkanya masih terus bertambah tiap saat.
Baca juga: Kapal RRT masuk Manokwari dilakukan pemeriksaan berlapis
Baca juga: Pemprov berencana tutup sementara Museum Gedung Sate terkait corona
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020