New York (ANTARA News) - Harga minyak jatuh hampir satu persen menjadi di bawah 35 dolar per barel, Rabu, saat para dealer mengemukakan menurunnya permintaan bahan bakar di konsumen utama dunia, AS, telah memaksa stok minyak mentah mencapai rekor tertinggi dalam 11 tahun belakangan ini.
Minyak mentah AS untuk penyerahan Maret turun 31 sen menjadi 34,62 dolar per barel, sedangkan minyak mentah untuk pengiriman April merosot 1,13 dolar menjadi 37,41 dolar dan minyak Brent di pasar London untuk pengiriman April jatuh 1,48 dolar menjadi 39,55 dolar.
Penurunan ini terjadi ketika para dealer mengantisipasi laporan pemerintah yang dirilis Kamis (Jumat WIB) akan memperlihatkan simpanan minyak mentah AS meningkat pada pekan lalu sebanyak 3 juta barel ke tingkat tertinggi sejak Mei 1998.
Stok minyak di konsumen energi terbesar dunia itu sudah melonjak sebesar 20 persen sejak September, saat perlambatan ekonomi menghancurkan dunia usaha dan permintaan konsumen, sehingga harga minyak anjlok lebih dari 100 dolar dari harga puncaknya pada musim panas lalu.
Lembaga Perminyakan Amerika (API), Rabu, menyatakan stok minyak mentah bertambah pada pekan lalu sebesar 1,6 juta barel.
Laporan Badan Informasi Energi (EIA) dipandang lebih akurat ketimbang API berkat ketentuan harus berpartisipasinya semua perusahaan energi AS dalam kegiatan EIA.
Gedung Putih, Rabu, mengumumkan rencana senilai 275 miliar dolar yang bertujuan menghentikan penyitaan di sektor perumahan yang mengalami kemerosotan.
Melemahnya ekonomi global dan menurunnya permintaan energi merupakan bel tanda bahaya bagi OPEC, yang telah memangkas produksinya sebanyak 4,2 juta barel per hari (bpd) sejak September untuk mendongkrak harga minyak.
Beberapa anggota OPEC telah memberikan isyarat bahwa kartel itu akan mengurangi produksinya lagi pada pertemuan mendatangnya di Wina pada 15 Maret.
Menteri Energi AS, Stephen Chu menyatakan dirinya tidak akan mempermasalahkan apakah OPEC sebaiknya memangkas produksinya, dengan menyatakan konsultasi seperti itu "bukan urusannya".
Pernyataaannya itu menandai terjadinya pergeseran dari menteri energi sebelumnya yang bertemu secara berkala dengan para menteri energi anggota OPEC, membahas pasar minyak dan menyatakan secara resmi atau pribadi posisi AS mengenai tingkat produksi OPEC, demikian laporan Reuters. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009