Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara BUMN undang investor baik lokal maupun asing untuk masuk ke PT Semen Kupang demi menyelematkan perusahaan itu.

"Investor mana saja lokal, asing silahkan...yang penting Semen Kupang bisa selamat," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu malam.

Sofyan menjelaskan, Kementerian BUMN selaku salah satu kuasa pemegang saham berharap dengan masuknya investor perusahaan itu bisa beroperasi seperti semula.

Semen Kupang merupakan salah satu perusahaan yang masuk dalam daftar yang akan direstrukturisasi Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melalui pola penjualan strategis (strategic sales).

Perusahaan yang sahamnya dikuasi pemerintah pusat dan Pemda NTT ini berhenti berproduksi sejak April 2008, karena terbelit masalah mulai dari terputusnya pasokan listrik hingga utang perseroan yang kian membengkak.

Sebelumnya, perusahaan semen asal India, Nava Bharat juga pernah menyatakan minat masuk ke Semen Kupang, namun ditolak pemerintah karena harga penawaran yang terlalu rendah.

Selain itu muncul juga wacana perusahaan semen pelat merah itu diambilalih oleh PT Semen Gresik yang juga milik pemerintah.

Dua investor nasional menjajaki pengambilalihan PT Semen Kupang yang saat ini berhenti beroperasi karena tidak sanggup membayar utang.

Belakangan Direktur Bank Mandiri Abdul Rachmat mengatakan, saat ini dua calon investor berminat mengambilalih Semen Kupang.

Bank Mandiri berkepentingan penyelesain masalah Semen Kupang cepat selesai karena perusahaan memiliki piutang kepada Mandiri.

Namun Abdul Rachman merahasiakan dua perusahaan yang berminat masuk ke perusahaan semen yang berdiri sejak tahun 1980 itu.

Menurut Sofyan Djalil, dirinya telah mengetahui adanya rencana investor lokal yang berinvestasi di Semen Kupang.

"Saya mendapat SMS (layanan pesan singkat) dari seseorang yang menyatakan ketertarikannya, dan meminta bertemu," kata Sofyan.

Ia menjelaskan, prospek Semen Kupang sesungguhnya masih bagus asal pasokan listrik tersedia, sementara pasokan listrik untuk PLN saja masih kurang.

"Mereka (calon investor) jika ingin investasi pembangkit listrik itu bagus," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009