Surabaya (ANTARA News) - Pengusaha menilai pemerintah terlalu optimistis dalam merevisi target pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini yang turun menjadi 4,7 persen, hal ini karena mereka meyakini pertumbuhan ekonomi 2009 akan mencapai 4-4,5 persen. "Sikap pesimistis ini, karena pemerintah merevisi target pertumbuhan ekonomi dari semula 4,5-5,5 persen (dengan batas tengah 5 persen) menjadi 4,5-5 persen (dengan estimasi batas tengah 4,7 persen)," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, MS Hidayat, di Surabaya, Rabu. Menurut dia, seharusnya pemerintah melihat adanya penurunan ekspor pada bulan Februari 2009 yang mencapai 30 persen. "Apalagi, hal tersebut dipicu krisis ekonomi global 2008. Namun, kondisi ekonomi ini masih lebih bagus dibandingkan negara maju," ujarnya. Ia menjelaskan, di samping ekspor, tulang punggung pertumbuhan ekonomi yakni konsumsi rumah tangga juga mengalami penurunan. Bahkan, hingga saat ini kondisinya belum pulih. "Hal ini terlihat dari posisi deflasi di beberapa kota, yang disebabkan menurunnya daya beli," katanya. Di sisi lain, investasi langsung dari pihak asing diperkirakan stagnan pada tahun ini. Apalagi, kondisi pasar modal saat ini belum juga stabil. Sementara itu, kata dia, sekarang aktivitas usaha kecil dan menengah (UKM) lesu. Padahal 10 tahun lalu, sektor ini dapat menopang krisis ekonomi di Indonesia. Hal ini dikarenakan, pasar ekspor mereka mengalami penurunan yang relatif tajam saat ini. "Krisis ekonomi global Oktober tahun lalu, menyebabkan penurunan ekspor saat ini yang mencapai hampir 50 persen. Artinya, kapasitas produksinya juga berkurang. Bahkan, saat ini sulit untuk melakukan diversifikasi pasar. Akibat krisis itu mempengaruhi semua negara saat ini," katanya. Untuk itu, dia berharap, eksportir lokal dapat mengoptimalkan pasar dalam negeri dan menahan barang produksi mereka agar tidak diekspor. "Kami menyambut baik kebijakan pemerintah yang mewajibkan konsumsi sepatu asli dalam negeri. Dengan usaha ini dapat meningkatkan produksi perajin sepatu dan menumbuhkan kondisi perekonomian daerah. Kini, sekitar 1 juta pasang sepatu lokal siap dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009