Jakarta (ANTARA News) - Cucu Panglima Besar Jenderal Sudirman, Bugiakso mengklaim telah didukung tujuh partai politik (Parpol) dan siap mengikuti rivalitas pada pemilihan presiden (Pilpres) 2009. Demikian pernyataan Bugiakso pada Dialog Kenegaraan bertajuk "Fenomena Munculnya Capres-Capres Baru dan Perubahan Politik" di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, di Senayan Jakarta, Rabu. Dialog juga menghadirkan Capres independen yang juga putra pahlawan nasional Bung Tomo, Bambang Sulistomo, Direktur The Akbar Tandjung Institute Alfan Alfian dan anggota DPD RI Nursyamsa Hadis. Bugiaksi menyatakan, sebagai Capres dia siap menghadapi calon lainnya, termasuk Prabowo Subianto dan Wiranto di Pilpres putaran pertama. "Saya berpikir bagaimana mengalahkan Prabowo dan Wiranto di putaran pertama Pilpres nanti. Kalau nanti lolos di putaran pertama, tentunya saya punya hitung-hitungan sendiri untuk mengalahkan Yudhoyono pada putaran ke dua," kata Bugiakso. Bugiakso menambahkan, dirinya baru menghadapi Yudhoyono maupun Megawati jika di putaran pertama bisa lolos. Apalagi, dukungan yang didapatnya selama ini sudah cukup banyak dan tinggal bagaimana pada hari "H" Pilpres dukungan diharapkan akan mengkristal. "Selain tujuh partai politik yang sudah menyatakan dukungannya terhadap saya, dukungan juga datang dari sejumlah tokoh dan masyarakat. Ini terus akan kita kembangan," kata Bugiakso. Bugiakso mengemukakan, dirinya hanya menjadikan nama besar Jenderal Soedirman sebagai sumber "spirit" yang digunakan dalam melanjutkan cita-cita perjuangan membangun bangsa. "Dulu Jenderal Soedirman berjuang agar rakyat tidak sengsara dan saya sekarang berkomitmen untuk melanjutkan cita-cita itu, walaupun tantangannya sudah jauh berbeda," katanya. Karena itu, Bugiakso yang juga Ketua Jenderal Soedirman Centre menambahkan, untuk mengatasi berbagai tantangan bangsa saat ini dibutuhkan rasionalitas sendiri. Bukan karena keturunan, gelar kebangsawanan, gelar akademik dan bukan karena pangkat dan kekayaan. "Rakyat pilih pemimpin karena kesetiaan pada ideologi Pancasila dan UUD 1945, setia kepada NKRI dan setia kepada kedaulatan bangsa," katanya.
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009