Gorontalo (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Andang Ilato, Selasa, mengatakan telah mengirimkan sampel darah dan dahak pasien A terduga tuberkulosis yang mengarah ke Covid-19 (virus corona) ke laboratorium milik Kementerian Kesehatan.
"Hari ini sampel diambil, dikirim melalui JNE dengan penerbangan Lion Air saya harap. Mungkin pemeriksaan dua sampai 3 hari ke depan sudah selesai, tapi pasien harus diobservasi 14 hari," katanya saat konferensi pers di Gorontalo.
Ia juga menjelaskan perihal rumor meninggalnya seorang jamaah umrah yang berangkat bersama rombongan pasien A ke Arab Saudi.
"Penyebab meninggalnya adalah diabetes, jadi tidak ada hubungannya dengan Corona," katanya.
Baca juga: 23 WNA China jalani pemeriksaan kesehatan di Bone Bolango
Baca juga: Posko kesehatan disiapkan Gorontalo antisipasi virus corona
Baca juga: Bupati imbau mahasiswa Gorontalo Utara jaga daya tahan tubuh di China
Pihaknya menduga pasien A tidak tertular Covid-19, namun bila ternyata hasil laboratorium positif maka perawatan pun bisa dilakukan dengan maksimal di RS tersebut.
Andang meminta masyarakat tidak panik karena peluang kematian akibat Covid-19 jauh lebih kecil dibanding penyakit lainnya misalnya Rabies.
Sebelumnya, Rumah Sakit Aloei Sboe (RSAS) mengisolir seorang pasien yang diduga mengidap tuberkulosis sejak Senin malam (2/3).
Pasien tersebut mengalami gejala demam, batuk, sesak napas dan pilek, serta baru saja pulang dari luar negeri.
Sebelum umrah pasien tersebut juga memiliki riwayat diabetes dan penyakit lainnya yang selama ini diderita.
"Kondisinya saat hari ini mulai ada perbaikan. Tadi pagi tidak demam lagi, sesak napasnya berkurang," kata Andang.*
Baca juga: Bupati minta jaminan TKA Tiongkok ke Gorontalo Utara bebas corona
Baca juga: Tak punya ruang isolasi, RSUD ZUS belum bisa tangani pasien corona
Baca juga: Gorontalo antisipasi virus corona masuk dari Manado
Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020