Jakarta (ANTARA News) - Hantaman rob atau air pasang menyebabkan dua rumah warga ambruk yang berlokasi di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.
Kawasan tersebut memang merupakan daerah langganan rob namun sebelumnya jarang menyebabkan ambruknya rumah warga seperti yang terjadi pada Senin (12/1) malam.
"Rumah ambruk lantaran diterjang ombak tiga meter lebih," ujar Kepala Seksi Tramtib Penjaringan, Sugiyanto di Jakarta, Selasa.
Sugiyanto menyebut sejak malam hingga pagi kemarin, ombak di pantai utara Jakarta memang cukup ganas sehingga para nelayan juga banyak yang memutuskan untuk tidak melaut lantaran ketinggian ombak antara empat meter hingga lima meter pada jarak satu hingga 1,5 km dari pantai.
Sementara ambruknya rumah warga itu, selain disebabkan oleh rob tapi juga akibat kiriman banjir dari hulu.
Rob yang cukup ganas itu juga membuat tanggul di Muara Angke jebol selebar satu meter pada pagi hari dan terus membesar hingga lima meter pada siang harinya.
Jebolnya tanggul itu menyebabkan pemukiman warga tergenang banjir air laut antara lain di Muara Baru setinggi 20 cm, Penjaringan RT 016 hingga 018 RW 017 setinggi 10 hingga 15 cm serta Kapuk Muara Jalan SMP 122 setinggi 30 hingga 40 cm.
Banjir rob juga menggenangi warga di RW 01 setinggi 20 hingga 30 cm, RW 04 dan RW 05 setinggi 10 hingga 20 cm, Jalan Kapuk Raya setinggi 10 hingga 20 cm serta kawasan Pluit pelelangan setinggi 10 hingga 20 cm.
Banjir yang menghantam akibat kiriman air dari hulu dan rob itu dilaporkan menggenangi total 11 kelurahan di enam kecamatan yang tersebar di lima wilayah DKI.
Genangan juga terjadi di kawasan Kelapa Gading Barat, Jalan Raya Perintis Kemerdekaan yang terendam setinggi 20 cm yang disebabkan oleh hujan lokal yang mengguyur sangat deras.
Menurut petugas Crisis Center Pemprov DKI Basuki Rahmat banjir akibat derasnya hujan lokal terjadi di tujuh kelurahan.
Seperti di Jakarta Pusat, banjir terjadi di Rawasari Jalan Salemba Raya depan kampus UI setinggi 15 hingga 20 cm, Cempaka Putih Jalan Cempaka Putih Tengah XV, XVII, XII, XVIII Komplek Laguna Indah yang berada di Komplek Pertamina setinggi 30 cm hingga 60 cm.
Sementara dari data di Crisis Center, banjir juga terjadi di Jakarta Barat, banjir setinggi 30 hingga 40 cm terjadi di Jalan Pasemol Rawa Buaya Taman Kota.
Di Jakarta Selatan, banjir terjadi di Petogogan, Kebon Baru, RW 01, 02, 03 setinggi 15 hingga 20 cm. Untuk kawasan Jakarta Timur, banjir terjadi di Pulogadung RT 01, 03, 05, 06, 07 RW 01 dan RW 03 dengan ketinggian 30 hingga 60 cm. Begitu juga di Jalan Perintis Kemerdekaan (ASMI), banjir juga terjadi setinggi 20 hingga 30 cm. Di kawasan Kayu Putih RT 02 hingga RT 07 RW 015, banjir setinggi 30 hingga 60 cm.
Banjir juga menghantam kawasan Jakarta Timur yakni di Cipinang Besar Utara, Cipinang Cempedak, Jatinegara, dengan ketinggian 30 hingga 40 cm. Yakni berada di RT 1 hingga RT 12 RW 012, RT 1 hingga RT 12 RW 02, RT 1 hingga RT 15 RW 04, RT 1 hingga RT 15 RW 04, RT 3 hingga RT 11 RW 10, RT 10 hingga RT 11 RW 11, RT 3 RW 12 serta RT 13 hingga RT 14 RW 13.
"Yang paling tinggi, genangan ada di kawasan Rawa Terate RT 16 RW 04, Pulogadung, setinggi 100 cm. Itu terjadi pada pukul 07.00," ungkap Basuki.
Ia juga menyebut pada pukul 14.00 WIB, semua pintu air siaga III, diantaranya Pintu Air Katulampa ketinggian air 110 cm (normal 80cm), Pintu Air Depok 270 cm (normal 200cm), dan Pesanggrahan 250 cm (normal 150cm).
"Kemungkinan bisa menjadi siaga II kalau hujan kembali terjadi," ujarnya.
Basuki menyebut agar warga yang tinggal di bantaran kali harus waspada menghadapi air kiriman yang setiap saat dapat terjadi karena air mengalir ke Jakarta dalam rentang waktu 5 hingga 6 jam.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Lihat lah kalimalang ngak usah pikir BKT yang tak knjung selesai, apa ada perbaikan? NAGKKAN. lumpur yang tidak pernah dikeruk mengakibatkan tumbuhan rumput meraja lela yang sebentar lagi nutup jalannya air. bgaimana bang. Yang kecil ngak keurus, apalagi yang besar.