Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia menargetkan pertumbuhan pendapatan pada 2009 sekitar Rp21,6 triliun, tumbuh sekitar 20 persen, dari tahun perkiraan pendapatan 2008 sekitar Rp18 triliun.
"Tahun ini kita targetkan bisa tumbuh 15 hingga 20 persen, dari total pendapatan (unaudited) sekitar Rp18 triliun," ujar Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar, saat mendampingi Menneg BUMN Sofyan Djalil, membuka Pameran Gelar Karya PKBL BUMN 2009 di Jakarta Convention Center, Rabu.
Menurut Emirsyah, pencapaian target utamanya didorong meningkatnya jumlah penumpang yang diperkirakan mencapai 12,1 juta orang dari pencapaian tahun lalu sekitar 10,1 juta orang.
Pendapatan juga akan didorong revitalisasi layanan kargo yang diperkirakan pada tahun 2009 akan mencapai pangsa pasar 52 persen, naik 5 persen dari pangsa pasar Garuda sebesar 47 persen tahun sebelumnya.
Sumbangan jasa kargo terhadap perseroan terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2009 akan mencapai sekitar 13 juta dolar AS, meningkat dari tahun 2008 sekitar 11,3 juta dolar AS.
Optimisme pencapaian pendapatan lebih besar pada tahun ini juga didorong rencana pengadaan 14 unit pesawat jenis 737-800 Next Generation.
"Dengan pengadaan pesawat berbadan lebar itu, maka kebutuhan Garuda hingga tahun 2010 sudah terpenuhi," ujarnya.
Menurutnya, dengan demikian perseroan akan lebih leluasa mengoptimalkan rute penerbangan khususnya di bagian barat Indonesia, termasuk ke bagian timur.
Selain itu perusahaan juga mempersiapkan diri untuk membuka kembali rute internasional ke Eropa seperti Amsterdam, London dan Frankfurt.
"Saat ini regulator sedang melakukan pembicaraan pembukaan kembali jalur penerbangan ke Eropa. Nanti kalau sudah dibuka (jalur), ya... kita akan terbang ke sana," kata Emirsyah.
Ia menambahkan, perseroan juga segera merealisasikan investasi senilai 5 miliar dolar AS untuk mengakuisisi perusahaan teknologi informasi untuk mendukung pengembangan teknologi penerbangan Garuda.
Meski begitu Emirsyah tidak merinci berapa laba bersih yang ditargetkan perseroan pada tahun 2009.
Ia hanya menjelaskan, bahwa arus kas perusahaan positif. "Angkanya tidak bisa saya sebutkan satu per satu," ujarnya.
Pada kesempatan itu Emirsyah juga menambahkan, bahwa saat ini negosiasi restrukturisasi utang perseroan dari Export Credit Agency (ECA) tinggal menyisakan 400 juta dolar AS.
"Outstanding utang sekitar 400 juta dolar AS, dan telah mendapat komitmen penjadwalan ulang dari kreditur terkait dengan kondisi ekonomi glogal saat ini," katanya.
Meski begitu ditegaskannya, bahwa restrukturisasi utang tersebut akan dilunasi pada akhir semester I 2009. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009