Dalam kuliah umum yang diadakan Universitas Pelita Harapan dan KADIN di Jakarta, Rabu dia mengatakan, skenario pertama yang lebih populer dan fashionable yaitu deflasi sedang skenario kedua adalah reinflasi perekonomian.
"Saat ini kemungkinan besar dapat terjadi skenario yang kedua yakni reinflasi," katanya.
Menurut dia, reinflasi dapat terjadi karena kepanikan The Fed akibat krisis yang menurunkan suku bunganya secara terus menerus, hal ini membuat nilai tukar rupiah menjadi tidak stabil.
Agar tidak terjadi skenario yang kedua, lanjutnya, maka yang perlu diperhatikan pemerintah adalah lebih fokus pada kebijakan moneter dalam mengatasi hal-hal yang terjadi.
Sementara itu kuliah umum yang bertema "The International Financial Crisis Of 2008 - 2009" bertujuan untuk membantu para masyarakat dan mahasiswa guna mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi moneter dan perekonomian dunia.
Khususnya di Amerika yang berdampak negatif bagi perekonomian di Indonesia serta dapat mengantisipasi dan mengambil langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah global ini.
Pada kesempatan itu Steve juga mengungkapkan krisis finansial yang kini melanda dunia akan berlangsung selama 16 bulan sejak Desember 2007.
Oleh karena itu dia mengingatkan Indonesia jangan bersikap berlebihan karena pemulihan krisis sangat tergantung AS.
"Krisis finansial ini akan berjalan selama 16 bulan sejak Desember tahun 2007 berarti krisis akan diprediksikan selesai pada semester kedua tahun ini," katanya.
Dikatakannya, perekonomian Indonesia mengalami dampak negatif dari krisis global saat ini oleh karena itu jika perekonomian di Amerika membaik maka akan membawa dampak positif terhadap Indonesia.
Pemulihan ekonomi AS, menurutnya, sangat tergantung AS, untuk itu Indonesia harus menunggu dan tidak melakukan hal yang over react (reaksi yang berlebihan).
Kebijakan-kebijakan pemerintah Amerika untuk keluar dari krisis dalam waktu yang cepat, menurut Steve menjadi poin yang penting untuk dipelajari dalam mengatasi krisis di dalam negeri. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009