Volatilitas masih besar, jadi masih besar juga kemungkinan pelemahan, tergantung situasi soal penyebaran corona

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat didorong sentimen positif di pasar keuangan.

Pada pukul 10.22 WIB, rupiah bergerak menguat 45 poin atau 0,32 persen menjadi Rp14.220 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.265 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, sentimen positif masuk ke pasar keuangan kemarin karena ekspektasi stimulus global seperti potensi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Fed, bulan ini.

Rupiah juga kemarin menguat karena program stimulus yang diumumkan Bank Indonesia Senin (2/3) lalu.

Baca juga: BI tidak batasi pembelian SBN untuk jaga stabilitas rupiah

Pagi ini, bank sentral Jepang dilaporkan melakukan operasi pasar dengan membeli obligasi sebesar 500 miliar yen. Indeks saham Asia juga terlihat positif pagi ini.

"Sentimen positif ini mungkin bisa mendorong penguatan rupiah hari ini," ujar Ariston

Kendati demikian, lanjut Ariston, pasar mulai mengkhawatirkan perkembangan virus COVID-19 yang sudah mulai terjadi di Indonesia, yang bisa menjadi penekan rupiah.

"Volatilitas masih besar, jadi masih besar juga kemungkinan pelemahan, tergantung situasi soal penyebaran corona," katanya.

Baca juga: Rupiah menguat signifikan, ditopang stimulus moneter Bank Indonesia

Ariston memprediksi rupiah hari ini masih bergerak di kisaran Rp14.180 per dolar AS hingga Rp14.350 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa, menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp14.222 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.413 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah pada awal pekan diperkirakan masih tertekan

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020