Identifikasi sementara benar bahwa ular sanca tersebut adalah ular sanca kembang atau batik atau Python reticulatus, tidak dilindungi dan masuk Appendix II CITESPekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menyebut ular piton atau sanca yang mati terpanggang bersama selusin telurnya akibat kebakaran hutan dan lahan (kathutla) pada Senin (2/3), bukan termasuk kategori spesies yang dilindungi.
Kepala BBKSDA Riau Suharyono di Pekanbaru, Selasa, membenarkan bahwa ular piton tersebut mati akibat kebakaran lahan gambut di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, pada Senin (2/3). Hasil identifikasi menunjukkan bahwa satwa itu adalah spesies ular sanca kembang atau batik dengan nama ilmiah Python reticulatus.
Baca juga: Ular piton dan selusin telurnya mati akibat karhutla Riau
Suharyono menjelaskan ada ular piton atau sanca yang memang termasuk reptil yang dilindungi sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999. Ada dua spesies yang dilindungi, yakni sanca bodo atau Python molurus dan sanca timor atau Phyton timorensis.
Habitat ular sanca bodo berada di hutan wilayah Sumatera, Jawa hingga Bali. Namun, karena habitatnya semakin rusak dan ular tersebut kerap diperdagangkan, maka makin sulit ditemukan dan dalam status rentan.
"Identifikasi sementara benar bahwa ular sanca tersebut adalah ular sanca kembang atau batik atau Python reticulatus, tidak dilindungi dan masuk Appendix II CITES," ujar dia menjelaskan soal daftar konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES).
Baca juga: Tiga kambing jadi mangsa piton di Kotawaringin Timur
Meski begitu, ia menyayangkan kematian satwa liar akibat karhutla karena bisa jadi hal tersebut menunjukkan telah terjadi kerusakan habitat yang juga akan berdampak pada makhluk hidup lainnya.
Panjang ular piton yang terpanggang tersebut diperkirakan mencapai empat meter. Saat ditemukan petugas, posisi ular ditemukan sudah mati dengan kondisi melingkar untuk melindungi 12 telurnya.
Sebelumnya, Komandan Regu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru F Zabua mengatakan luas lahan terbakar diperkirakan mencapai setengah hektare. Belum dipastikan penyebab kebakaran lahan, namun dirinya menyebutkan di sekitar lokasi terdapat gubuk-gubuk liar yang dibangun warga.
Baca juga: Motif variatif, alasan fashion global incar ular piton Indonesia
Baca juga: Tim penyelamat satwa evakuasi ular piton kekenyangan di Bengkalis
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020