New York (ANTARA News) - Harga minyak jatuh, Selasa, bersama dengan pasar saham, sehubungan para investor mencemaskan melemahnya permintaan energi akibat perlambatan ekonomi global.

Kontrak berjangka utama New York, mentah mentah light sweet untuk penyerahan Maret, turun 2,58 dolar dari posisi penutupannya Jumat menjadi 34,93 dolar per barel.
Lantai bursa di New York Mercantile Exchange tutup Senin berkenaan dengan hari libur umum.

Di London, minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman April merosot 2,25 dolar menajadi 41,03 dolar per barel.

"Kita terus mencemaskan permintaan -- kondisi ekonomi tampaknya memburuk," kata Bart Melek, seorang analis pada BMO Capital Markets, seperti dilaporkan AFP.

"Ada kombinasi ekspektasi yang tak menggembirakan mengenai pertumbuhan ekonomi dan kekhawatiran atas prospek permintaan dan pasar akhirnya menyadari bahwa sekalipun OPEC memangkas pasokannya, diperlukan sedikit waktu untuk melepaskan stok dan menyeimbangkan pasar," katanya.

Perbedaan harga antara minyak mentah New York dan minyak Brent mencapai rekornya pekan lalu, yakni 11 dolar, yang dikaitkan para analis dengan membengkaknya stok energi di AS.

"Pasar minyak kemungkinan akan tetap rentan terhadap penurunan lebih jauh, dengan lenyapnya harapan untuk naik dan bergairah kembali menyusul serangkaian data ekonomi yang negatif baru-baru ini," kata Nimit Khamar, analis Sycden Financial.

"Pasokan minyak masih terus membanjir dan prospek permintaan memburuk. Pasar saham Asia tampaknya tak memberikan harapan pada akhir pekan lalu sebagaimana pula pula di Eropa," kata Phil Flynn pada Alaron Trading.

Para analis menyoroti laporan-laporan mengenai menurunnya permintaan minyak global dari OPEC dan ramalan kalangan swasta.

"Itu berarti OPEC terpaksa akan memangkas produksinya sedikitnya dengan dua juta barel lagi per hari untuk menjaga dan bahkan kemungkinan menghentikan naiknya pasokan minyak," ujar Flynn. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009