Alhamdulillah persediaan masker kita cukup karena sejak Januari kami sudah memasok untuk antisipasi,
Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Seoul, Korea Selatan, pada Jumat membuka kembali layanannya dan orang-orang yang memasuki kompleks kedutaan diwajibkan mengenakan masker.
"Kalau mereka tidak punya masker, kita beri masker," kata Duta Besar RI di Seoul Umar Hadi ketika dihubungi ANTARA, Senin.
"Alhamdulillah persediaan masker kita cukup karena sejak Januari kami sudah memasok untuk antisipasi," ia menambahkan.
Kewajiban mengenakan masker merupakan salah satu langkah ketat yang diterapkan KBRI untuk mencegah penularan COVID-19. Tindakan lainnya adalah dengan mengadakan pemeriksaan suhu tubuh pada setiap pengunjung oleh para petugas yang mengenakan pakaian pelindung lengkap, dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Layanan sempat ditutup sejak Jumat (28/2) karena ada satu orang di kawasan Yeouido, dalam radius dekat dengan KBRI, dinyatakan terinfeksi COVID-19. Sementara itu, pemerintah setempat mengeluarkan imbauan agar pengumpulan orang dalam jumlah besar pada satu waktu dan tempat dikurangi.
Pada Senin ketika layanan dibuka lagi, sebagian anggota staf KBRI ditugaskan berkantor di rumah sementara Dubes Umar beserta 10 anggota tim, satuan tugas bahaya corona, berkantor di lantai 4 KBRI, yang merupakan lantai ruang kerja duta besar.
Pada hari-hari biasa sebelum ditutup karena antisipasi penularan corona, KBRI melayani antara 60 hingga 100 warga, yang sebagian besar ingin mengurus paspor dan SPLP (surat perjalanan laksana paspor) namun jumlah itu pada Senin menurun, Umar mengungkapkan.
Baca juga: Jumlah total kasus corona di Korsel tembus angka 4.212
Baca juga: Samsung konfirmasi pekerja terinfeksi corona di pabrik "chip" Korsel
Kendati sebagian anggota staf berada di rumah, ujarnya, KBRI tetap memberikan layanan secara penuh melalui daring atau pos, misalnya jika ada warga yang ingin mendapatkan surat keterangan barang pindahan.
Menurut catatan KBRI, warga negara Indonesia yang saat ini tinggal di Korea Selatan berjumlah lebih dari 37.000 orang. Sekitar 34.000 di antaranya berada di Provinsi Gyeonggi-do, sebagian besar bekerja di pabrik-pabrik serta perusahaan kapal ikan.
Di Daegu, kata Umar, warga Indonesia berjumlah 1.403 orang dan sekitar 1.200 di antaranya bekerja di pabrik-pabrik, yang lokasinya berada di pinggir kota tersebut.
Berdasarkan hasil pemantauan setiap hari, kata Umar, para warga Indonesia di wilayah yang dekat dengan pusat wabah tersebut berada dalam keadaan baik.
Tim Aju KBRI beranggotakan lima orang di posko dekat Daegu, kota pusat penyebaran virus corona di Korea Selatan, pada Senin juga menjalankan tugas di lapangan.
Posko KBRI, yang berada sekitar 50 kilometer dari pusat kota Daegu, sejak pekan lalu disiagakan untuk memantau keberadaan para WNI.
Posko tersebut, kata Umar, didirikan untuk memastikan bahwa para WNI aman, juga untuk menyalurkan bantuan bagi mereka, misalnya berupa masker dan alat kebersihan, serta berkomunikasi dengan pemerintah setempat.
Sejauh ini, kata Umar, tidak ada laporan WNI tertular COVID-19.
Menurut otoritas Korea Selatan seperti dilaporkan Reuters, pada Senin ada 599 lagi orang tertular virus corona sehingga jumlah keseluruhan pasien COVID-19 di Korsel menjadi 4.335. Sebanyak 26 orang dilaporkan meninggal karena virus tersebut.
Baca juga: Dubes: KBRI Seoul tutup sementara untuk jamin keselamatan bersama
Baca juga: COVID-19 merebak di Korsel, KBRI tingkatkan upaya perlindungan WNI
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020