Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika, M. Nuh, mengatakan, proyek Palapa Ring yang sedianya akan dimulai pada 2009 saat ini sedang ditata kembali terkait adanya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar.
"Proyek Palapa RIng sekarang sedang ditata kembali karena logis dari sisi nilai tukar rupiah yang semula Rp9.000 per dolar menjadi Rp11.000 sehingga ada kenaikan sekitar 25-30 persen," kata M. Nuh di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, pergeseran dalam jumlah dolar AS yang dikumpulkan oleh konsorsium otomatis menyusut karena depresiasi nilai rupiah tersebut.
Semula, jumlah dana yang dimiliki konsorsium sebesar 180,4 juta dolar AS namun saat ini menyusut menjadi hanya sekitar Rp150,9 juta dolar AS.
"Jadi memang harus ada solusi untuk menambah 30 juta dolar AS, untuk kepentingan itu, kami sudah melakukan pembebasan pajak. Jadi meski jumlahnya menyusut menjadi 150 juta dolar AS tetapi ada yang ditanggung pemerintah," katanya.
Terkait dengan upaya itu, Menkominfo telah mengajukan surat kepada Menteri Keuangan bernomor 315/M.Menkominfo/12/2008 tanggal 18 Desember 2008 tentang dukungan sektor terhadap permohonan pembebasan bea masuk dan pajak-pajak dalam rangka impor Palapa Ring.
Sebelumnya, konsorsium Palapa Ring mengajukan permohonan insentif kepada pemerintah c.q. Menteri Keuangan melalui surat tertanggal 31 Oktober 2008 untuk fasilitas permohonan pembayaran biaya pajak dalam rangka impor proyek Palapa Ring.
Proyek Palapa Ring merupakan proyek strategis inisiatif pemerintah yang didanai oleh konsorsium yang beranggotakan PT Telekomunikasi Indonesia, PT Indosat, PT Exelcomindo Pratama, dan PT Bakrie Telecom.
Proyek tersebut membutuhkan investasi sebesar 180,4 juta dolar AS dengan konfigurasi panjang jaringan 4.450 km terdiri dari 3.850 km submarine cable dan 600 km inland cable. Sementara jumlah landing point 15 dan direncanakan bakal melintasi 21 kabupaten/kota di Indonesia bagian timur.
Dalam proyek itu, pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator sedangkan pelaksanaan dilakukan melalui tender yang dikerjakan oleh konsorsium.
"Kita akan coba cari celah untuk menyiasati persoalan itu tetap proyek ini akan tetap star pada 2009," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009