Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore terpuruk tajam mencapai Rp11.930/11.980 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.850/11.875 atau melemah 70 poin.

Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, meski rupiah mendapat tekanan pasar, namun mata uang Indonesia itu tidak akan mencapai batas psikologis Rp12.000 per dolar AS.

Karena Bank Indonesia (BI) akan masuk pasar dan melakukan intervensi pasar menjaga pergerakan rupiah agar tidak menuju ke arah sana, katanya.

Namun, menurut dia, posisi rupiah yang hanya tinggal beberapa poin sampai ke level psikologis sangat mengkhawatirkan yang menimbulkan ketidakpercayaan apakah BI mampu menjaganya.

Apalagi cadangan devisa BI saat ini makin tergerus yang semula mencapai 58 miliar dolar AS kini hanya tinggal 51 miliar dolar AS, ucapnya.

Edwin Sinaga mengatakan, tekanan pasar memang masih berlanjut sehingga rupiah Indonesia agak sulit untuk bernafas, meski pada siang hari sempat juga mata uang Indonesia naik 25 basis poin menjadi Rp11.825 per dolar AS.

Kenaikan rupiah pada siang hari itu, hanya berlangsung dalam dua detik untuk memberikan kesempatan rupiah bernafas, namun kemudian kembali terpuruk hingga mendekati angka Rp12.000 per dolar AS, katanya.

Penyebab utama, lanjut dia merosotnya rupiah, karena paket stimulus Amerika Serikat sebesar 787 miliar dolar AS yang telah disetujui kongres memberikan keyakinan bahwa ekonomi AS akan kembali membaik. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009