"Terjadi kontraksi yang lebih dalam pada triwulan (kuartal IV)," kata Kepala BPS Rusman Heriawan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV dibandingkan kuartal III merupakan pola tahunan. Namun saat ini kontraksi terjadi lebih dalam yaitu -3,6 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pada 2006 kontraksi ekonomi sebesar -1,85 persen dan 2007 kontraksi -2,5 persen. Menurut dia, kontraksi yang terjadi menunjukkan dampak krisis ekonomi global telah terasa.
"Krisis ekonomi sudah menjalar membuat kontraksi saat ini jauh lebih dalam," katannya.
Ia mengatakan, pola tahunan dalam tiga tahun terakhir kontraksi terutama karena diakibatkan oleh sektor pertanian.
Sementara itu pada kuartal IV dibandingkan kuartal III (qtq) penurunan sektor pertanian cukup signifikan yaitu -22,9 persen. diikuti sektor hotel dan perdagangan, sektor industri pengolahan 2,5 persen dan sektor penggalian dan pertambangan 0 persen dimana sub sektor pertambangan migas -1,6 persen.
Sedangkan sektor-sektor yang tumbuh yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi 4,8 persen, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan tumbuh 2 persen, sektor konstruksi 1,9 persen, sektor jasa tumbuh 1,7 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 0,8 persen.
"Sektor komunikasi terutama didukung oleh pertumbuhan telepon selular, sementara listrik, gas dan air bersih tumbuh karena sebagai kebutuhan dasar masyarakat," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009