Pekanbaru (ANTARA News) - Limbah bahan berbahaya (B3) mencemari daerah pesisir timur Kabupaten Bengkalis, Riau, selama dua pekan terakhir.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pemantauan dan Pengendalian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkalis, M Zainal Zahari, ketika dihubungi dari Pekanbaru, Senin.

Limbah berbahaya itu berbentuk gumpalan minyak warna hitam. Limbah mencemari pantai Selat Asam dan Selat Baru, Kecamatan Bantan, Bengkalis. Diduga kuat limbah tersebut berasal dari pembuangan kapal tanker minyak yang dibuang di perairan Selat Malaka.

"Setelah kami memeriksa perusahaan minyak di daerah setempat, ternyata karakteristinya berbeda. Karena itu, kuat dugaan limbah B3 yang mencemari pantai berasal dari kapal tanker yang dibuang di laut," katanya.

Menurut Zainal, sejauh ini belum terlihat ikan yang mati akibat limbah tersebut. Namun, bila didiamkan terlalu lama, dikhawatirkan limbah itu dapat mengancam kelestarian biota laut dan kelestarian hutan mangrove.

"Ketika pasang datang, gumpalan limbah tersangkut di pohon-pohon mangrove. Sedangkan saat air surut, limbah tertinggal disepanjang bibir pantai," katanya.

Ia mengungkapkan, selama ini pencemaran limbah kerap terjadi setiap angin Utara bertiup ke arah Indonesia. Dugaan sementara, limbah itu dibuang di perairan Selat Malaka dan terbawa angin hingga ke pesisir Riau.

"Kami sudah melaporkan hal ini kepada Kementrian Lingkungan Hidup untuk bantuan peralatan dan tim untuk memeriksa kandungan limbah," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009