Banda Aceh (ANTARA News) - "Manusia perahu" Rohingya Myanmar perlu mendapat dukungan moral dari semua pihak, sehingga mereka dapat menikmati kehidupan layaknya umat manusia lainnya di bumi ini, kata tokoh masyarakat Aceh HA Hami Sarong di Banda Aceh, Minggu. Pernyataan itu disampaikan mantan dekan Fakultas Syariah IAINB Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh tersebut terkait kepedulian Himpunan Ulama Dayah Aceh (Huda) yang menyatakan siap menampung pengungsi Rohingya baik sementara maupun permanen. Myanmar adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang tempo dulu Indonesia pernah mengimpor beras. Pada 1940, Myanmar menjadi produsen beras nomor satu di dunia. Tapi seiring semakin majunya pertanian di negara lain, sehingga pada 1980-an Myanmar berada diurutan ke-6. Sebanyak 391 orang warga negara yang terletak di Asia Tenggara berbatasan dengan Bangladesh dan India di sebalah barat, China, Laos dan Thailand di sebalah timur itu terdampar di Sabang sekitar Januari 2009 dan Kabupaten Aceh Timur belum lama ini. Banyak pihak menaruh perhatian terhadap pengungsi itu, termasuk ulama daya (pesantren) seperti disebutkan Sekjen Huda Tgk H Faisal Aly dan Jam,ah Muslimin (Hizbullah) yang mengantar bantuan berupa pakaian dan obat-obatan kepada pengungsi tersebut. Dukungan dan perhatian Pemerintah Aceh sejak terdampar di pulau Weh Sabang dan Idie, Aceh Timur dinilai memadai dari segi kemanusiaan, di samping bantuan masyarakat Aceh sekitar kamp pengungsian ratusan "manusia perahu" berasal Rohingya, Myanmar tersebut.Terkait komitmen Sekjen Huda Tgk Faisal aly, HA Hamid Sarong menyatakan positif manakala pertimbangan secara politik telah dilakukan Pemerintah Indonesia. Masalah suaka politik seperti diharapkan sejumlah elemen masyarakat negeri ini sepenuhnya ditangani Pemerintah, ujarnya. Sekjen Huda mengatakan, sekitar 500 dayah di provinsi Aceh siap menampung pengungsi Rohingya, Myanmar. Jika pertimbangan Pemerintah sesuai harapan masyarakat muslim Indonesia, berarti soal tempat tinggal sudah tersedia di dayah seperti dikatakan Sekjen Huda tersebut. "Ini merupakan pemikiran bersama sebagai upaya memberi dukungan moral terhadap ratusan manusia perahu Rohingya, Myanmar. Yang penting, secara kemanusiaan bisa dilakukan semua pihak tapi dari politik merupakan pertimbangan negera (Pemerintah)," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009