Palu (ANTARA News) - Ketua Utama PB Alkhairaat, Sayyed Sagaaf Aldjufri MA, menegaskan bahwa peristiwa memilukan yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina, bukan merupakan konflik antaragama, tetapi lebih pada masalah penghancuran nilai-nilai kemanusiaan. "Tidak ada konflik antaragama di sana. Yang ada yaitu aksi brutal kaum zionis Israel membantai Bangsa Palestina yang multi agama," katanya kepada ANTARA News di Palu, Selasa malam. Sayyed Sagaaf yang alumnus Universitas Al-Azhar Kairo ini mengatakan, karena merupakan penghancuran terhadap nilai-nilai kemanusiaan, umat Islam dan Kristiani di sana yang menjadi korban agresi militer Israel sama-sama berusaha mempertahankan diri dengan berbagai cara, termasuk melakukan tugas kemanusiaan. Mereka yang bergabung di Hammas, organisasi politik garis keras yang terus berjuang membela hak-hak bangsa Palestina, menurut dia, ada juga yang beragama kristen, namun mayoritas mereka adalah muslim. Karena itu, Sayyed Sagaaf yang memimpin organisasi sosial-keagamaan terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu mengimbau kepada Umat Islam di dalam negeri agar tidak terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan yang membenturkan antarpemeluk agama yang ada. Cucu pendiri Alkhairaat, Sayyed Idrus bin Salim Aldjufri atau lebih dikenal dengan "Gutu Tua" ini mengimbau para mubaliq dan pemuka agama lainnya di Tanah Air dalam membangun rasa solidaritas masyarakat luas terhadap bangsa Palestina yang sedang teraniaya, menjauhkan diri mempertentangkan antarpemeluk agama satu dengan lainnya. Sebelumnya, Sayyed Sagaaf yang ulama besar ini mengimbau masyarakat Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia yang miris dengan agresi militer negara zionis tersebut untuk memboikot semua produk dagang Israel dan Amerika Serikat yang menjadi sekutu sejatinya dalam melakukan penghancuran nilai-nilai kemanusiaan di Palestina selama ini. Aksi boikot itu, menurutnya, perlu dilakukan melalui diri dan keluarga sendiri mulai dari penggunaan bumbu dapur, makanan, pakaian, hingga lainnya. Sebab, langkah ini paling efektif dalam melakukan tekanan untuk menghentikan aksi pembantaian umat manusia di Palestina. Pada 8 Januari lalu, Pemimpin Katolik Dunia, Paus Benedictus XVI, mengecam serangan pasukan Israel terhadap Gaza, karena telah mengakibatkan ratusan penduduk sipil tewas, termasuk anak-anak dan kaum perempuan yang tidak berdaya, sebab opsi militer yang ditempuh Israel itu tidak akan menyelesaikan krisis di sana. Pernyataan Paus tersebut disampaikan dalam pertemuannya dengan para diplomat asing di Vatikan. Ia juga menegaskan, tanpa bantuan masyarakat internasional, perdamaian tidak akan pernah terwujud di Palestina. (*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Adalah penyesatan bahwa ini bukan konflik agama antara yahudi dg Islam, sehingga umat Islam jadi terlena dan tertidur. Dan ketika sadar mereka sudah terlambat.
Sadarlah umat Islam sedunia, penguasa2 arab jgn terlena dengan kemewahan dunia.
Sejarah berdirinya israel adalah ketika konfrensi yahudi sedunia (zionist) yg memutuskan utk kembali ke tanah leluhurnya dan mendirikan negara israel, yang didasarkan pada kitab suci.
Atas bantuan penjajah inggris, mereka dapat melakukannya.
Mereka berpendapat bahwa yang berhak untuk tinggal dipalestina hanya orang yahudi. Sehingga terjadi penggusiran dan pembunuhan org Islam. Dan terjadilah migrasi orng yahudi eropa secara besar-besaran kepalestin.