(ANTARA News) - Nenek telah memainkan peran evolusioner yang jauh lebih kritis dibandingkan yang kita perkirakan dalam kehidupan masyarakat, kata beberapa ahli antropologi, Jumat, dalam Annual Meeting of the American Association for the Advancement of Science (AAAS) seperti dikutip Xinhua.
"Dengan hidup lebih lama dan memiliki lebih banyak keturunan," kata Rachael Caspari, ilmuwan peneliti di University of Michigan, "orang yang berusia lanjut mengumpulkan lebih banyak informasi dan mengalirkannya dari generasi ke generasi, sementara kakek-nenek hidup lebih lama untuk mendidik dan memberi sumbangan kepada keluarga yang bertambah besar."
Hasil yang diperoleh Caspari dikumpulkan dari serangkaian studi atas Homo sapeins, terutama manusia abad permulaan.
Dengan menganalisis banyak contoh fosil dan gigi Neanderthals, Caspari dan rekannya mendapati tak satu pun Neanderthals hidup melebihi usia 35 tahun, dan memiliki rasio tua-ke-muda lebih rendah.
Sebaliknya, ia mendapati dalam studi lain bahwa Upper Paleolithic awal, spesies lain manusia Jaman Es Kuno yang memiliki lingkaran kehidupan rata-rata yang bertambah, yaitu 50 tahun.
"Kenyataan bahwa banyak kakek-nenek pertama yang bertahan hidup memainkan peran penting evolusioner pada masa Upper Paleolithic," katanya. "Peran nenek kelihatan kurang penting pada Neanderthals."
"Peren perempuan yang berusia lebih tua sangat berharga akibat produktifitas mereka," kata Caspari sebagaimana dilaporkan kantor berita China, Xinhua. "Ini lah yang anda sebut ,dampak nenek,."
Neanderthals adalah keluarga terdekat manusia, yang hidup 300.000 tahun lalu dan menempati Eropa serta beberapa bagian Asia sampai punah sekitar 30.000 tahun lalu.
Pada Kamis, sekelompok ilmuwan di AAAC 2009 baru saja menyiarkan bukti genetika yang menunjukkan bahwa manusia dan Neanderthals sangat mirip, tapi kedua spesies tersebut barangkali tidak saling melahirkan.
Carol Ward, profesor dari University of Missouri, yang mengumandangkan penelitian Caspari, juga mengajukan gagasan serupa mengenai "ibu yang lebih cerdik" pada pertemuan itu.
Wanita ilmuwan tersebut berkata, "Perempuan yang bagus dalam melakukan perundingan dengan lingkungan sosial telah meraih peluang kelangsungan hidup yang lebih baik bagi anak-anaknya, dengan mengasuh dan mengalirkan keterangan kepada keturunannya."(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009