Brisbane (ANTARA News) - Memasuki hari ketujuh kebakaran semak belukar negara bagian Victoria, Australia, nasib dua mahasiswa Indonesia yang dinyatakan hilang ditengah berkecamuknya bencana itu, Rudi (28) dan Dean Lesmana (28), hingga sekarang belum jelas.

Rudi dan Dean dinyatakan hilang setelah mengunjungi kota wisata Marysville yang hancur akibat musibah yang bermula dari 7 Februari lalu itu.

Kepala Urusan Kekonsuleran Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Abelian Yodha, mengatakan, pihaknya terus berhubungan dengan pihak-pihak terkait Australia, namun hingga Jumat petang nasib dua warga negara Indonesia (WNI) itu masih "gelap".

"Kita belum mendapat kabar tentang Rudi dan Dean Lesmana. Jumat ini saya sudah mengontak Megan Williamson, petugas khusus yang melayani kantor perwakilan asing di Melbourne untuk urusan orang hilang dalam bencana kebakaran Victoria, namun belum ada kabar tentang dua warga kita itu," katanya.

Williamson mengatakan, pihaknya sudah menerima sekitar 10 ribu laporan orang hilang dari tiga sampai lima pihak keluarga yang kehilangan sanak saudara mereka dalam kebakaran yang telah menewaskan sedikitnya 181 orang itu, kata Abelian.

Ia mengatakan, KJRI Melbourne terus mengupayakan akses dari kepolisian Victoria untuk kakak Rudi, Juliana (29) dan suaminya, Felix, supaya mereka dapat diizinkan melakukan pencarian secara swadaya ke daerah Marysville dengan tetap mengikuti "rambu-rambu" yang telah ditetapkan otoritas Australia.

"Pihak Australia sendiri sudah bekerja maksimal tapi pihak keluarga Rudi juga ingin ikut mencari dengan tetap mematuhi rambu-rambu otoritas Australia," katanya.

Tentang rencana Juliana mendatangi kantor "koroner" negara bagian Victoria untuk pengambilan sampel darah guna nantinya dicocokkan dengan DNA para korban yang sudah teridentifikasi, Abelian mengatakan, Juliana sudah ke kantor "koroner" itu.

Namun ia masih harus menunggu kesempatan karena banyaknya warga Australia yang kehilangan sanak-saudaranya juga melakukan hal yang sama, kata Abelian.

Ketidakpastian tentang keberadaan Rudi dan Dean, dua sahabat yang sama-sama kuliah di jurusan bisnis masak Institut William Angliss, sudah berlangsung sejak mereka berangkat ke kota wisata Marysville dengan mengendarai mobil Honda Jazz nomor polisi UTL 027 milik Juliana sepekan lalu.

Pada saat berangkat ke Marysville itu, Rudi membawa telepon seluler milik Juliana dan dia sempat menelepon nomor layanan darurat 112 pada 7 Februari lalu. Kota Marysville termasuk di antara belasan daerah yang porak-poranda akibat bencana kebakaran terburuk dalam sejarah Australia sejak 1983 itu.

Di negara bagian Victoria, terdapat sekitar 20 ribu WNI. KJRI Melbourne mencatat, kantong-kantong masyarakat Indonesia berada di antara Melbourne dan Geelong.

Bencana kebakaran yang terjadi sejak 7 Februari itu tidak hanya menewaskan sedikitnya 181 orang tetapi juga menghancurkan lebih dari seribu rumah warga dan sekitar 400 ribu hektar hutan semak belukar.

Jumlah korban tewas diperkirakan bertambah hingga mencapai 300 orang, karena masih banyak warga yang dinyatakan hilang dan belasan titik api masih membara di sejumlah lokasi.

Korban tewas itu antara lain ditemukan di daerah Kinglake, Kinglake West, St Andrews, Marysville, Wandong, Callignee, Hazelwood, Jeeralang, Humevale, Bendigo, Upper Callignee, Long Gully, Strathewan dan Arthurs Creek.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009