"Kita tidak 'playing politics', tetapi betul-betul memperhitungkan bagaimana stabilitas harga. Sekali keluarkan kebijakan ya tetap stabil, pemerintah betul-betul memantau dan mengikuti pergerakan harga (minyak mentah dunia-red) saat melakukan penyesuaian," kata Presiden dalam keterangan pers saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pusat Pertamina di Jakarta, Kamis sore.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Negara ketika menjelaskan latar belakang premium diturunkan secara bertahap tiga kali, yakni karena melihat perkembangan harga di pasar. Sekarang ini pemerintah belum dapat menentukan apakah akan turun atau stabil karena butuh pemantauan, lanjutnya.
"Bila memang harus disesuaikan ya kita sesuaikan. Setiap hari kita lihat perkembangan harga crude dan BBM. Dengan kebijakan harga premium, minyak tanah dan solar yang sekarang ini, pemerintah masih mengeluarkan subsidi tidak sedikit," katanya.
Menurut Presiden, pemerintah melihat harga yang berlaku saat ini hingga kini masih tepat.
Pemerintah pada 6 November 2008 memutuskan untuk menurunkan harga jual bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dari Rp6.000 menjadi Rp5.500.
Kemudian pada 14 Desember 2008, harga jual premium kembali diturunkan dari Rp.5.500 menjadi Rp5.000 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp4.800 mulai 15 Desemberi 2008.
Selanjutnya mulai 15 Januari 2009, pemerintah menetapkan harga jual premium turun dari Rp5.000 menjadi Rp4.500 sementara solar dari Rp4.800 menjadi Rp4.500.
Dalam kunjungan kerja ke Pertamina tersebut, Presiden didampingi Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Widodo AS, Mensesneg Hatta Radjasa, Mendag Mari Elka Pangestu, Menhub Jusman Syafii Djamal, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi dan Seskab Sudi Silalahi.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009