Jakarta (ANTARA) - Head of Public Policy, Tiktok Indonesia, Malaysia dan The Philippines, Donny Eryastha mengungkapkan bahwa rata-rata pengguna Tiktok di Indonesia menonton 100 video lebih per hari.
“Kita sangat bersyukur karena disambut sangat baik dan pertumbuhan kita sangat pesat. Rata-rata setiap orang pengguna di Indonesia mengkonsumsi lebih dari 100 video per hari atau 39 menit, yang menunjukkan betapa besar potensinya,” ujar Donny, dalam “Sama-Sama di Tiktok” di Jakarta, Sabtu.
Pertumbuhan Tiktok, menurut Consultan Creative Yoris Sebastian, didorong dengan perilaku anak muda saat ini yang cenderung memiliki perhatian yang singkat terhadap sesuatu.
Format video singkat yang diusung Tiktok, dirasa Yoris efisien untuk anak muda.
“Akhirnya Tiktok menjadi pilihan, enggak panjang, tapi pendek dan beragam. Ini mengisi sesuatu yang pas dengan kebutuhan anak muda,” ujar Yoris dalam kesempatan yang sama.
Lebih dari itu, fitur-fitur yang ditawarkan Tiktok, menurut Yoris, mampu menarik anak muda yang saat ini gemar membuat konten. Misalnya, banyaknya pilihan lagu, serta filter dan sticker yang beragam, sehingga pengguna tidak perlu keluar ke aplikasi lain untuk mengedit video.
“Jadi konten enggak melulu foto atau selfie,” kata Yoris.
Lebih lanjut, Yoris melihat format video pendek yang diusung Tiktok yang diiringi dengan perilaku anak muda tersebut dapat mendorong perubahan perilaku brand, yang terjebak dalam video panjang, untuk beralih ke video pendek.
“Dengan kedalaman yang sama (dengan video panjang) video pendek dapat juga efektif, ditambah dengan isi konten yang baik dan positif,” ujar Yoris.
Tiktok menggelar program “Sama-Sama di Tiktok” untuk menyebarkan pesan positif dan mengajak lebih banyak pengguna Tiktok untuk membuat konten positif.
Baca juga: Cerita awal Wulan Guritno ikut main Tiktok
Baca juga: WHO gabung Tiktok perangi misinformasi virus corona
Baca juga: Hentikan "challenge" berbahaya Tiktok, Skullbreaker hingga Cereal
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020