Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, TNI tetap mewaspadai kemungkinan masuk dan bersembunyinya teroris di wilayah perbatasan.
"Kemungkinan itu, tetap ada dan bisa saja terjadi, jadi tetap kita waspadai," katanya, usai penandatanganan nota kesepahaman Revitalisasi Program Keluarga Berencana (KB) dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, Kamis.
Djoko menegaskan, TNI senantiasa mengintesifkan pengamanannya terutama di wilayah RI yang berbatasan langsung dengan negara lain, meski anggaran terbatas.
"TNI itu tugas pokoknya salah satunya pengamanan perbatasan, baik darat, laut maupun udara," ujarnya.
Sebelumnya, Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Mayjen TNI Hotma Marbun mengemukakan, terdapat 33 pos pengamanan di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT)-Timor Leste, 25 pos pengamanan di wilayah Kalimantan Timur dengan Sabah (Malaysia), 31 pos pengamanan di perbatasan Kalimantan Barat-Serawak (Malaysia) dan 114 pos di wilayah RI-PNG.
Di wilayah perbatasan laut, TNI Angkatan Laut (AL) juga menyiagakan sejumlah kapal perangnya, terutama di Ambalat yang tengah menjadi bahasan antara RI dan Malaysia.
Untuk pengamanan wilayah udara RI, TNI AU menggelar sekira 16 satuan radar dari Sabang hingga Merauke.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009