Aksesoris lain berupa ikat pinggang serta tas kecil yang diselempangkan di bagian dada ataupun punggung, memiliki bentuk menyerupai ikat pinggang tempat menyimpan pistol para jenderal Jepang di masa lalu.

Tas serut (drawstring bag) berwarna cokelat mengingatkan bentuk tas punggung yang digunakan oleh para masyarakat nomaden untuk membawa perlengkapan mereka ketika berpindah-pindah.
Para model menampilkan koleksi terbaru dari rumah mode Kenzo bertajuk "Going Places" untuk Musim Gugur/Musim Dingin 2020 dalam ajang Paris Fashion Week di Paris, Prancis pada Rabu (26/2). (Instagram/@kenzo)


Baptista tidak hanya menampilkan nuansa nomaden pada koleksinya saja, namun juga pada setting panggung pagelaran busana yang menyerupai lorong-lorong bawah tanah tempat para nomaden tinggal atau tentara Jepang bersembunyi. Hanya saja panggung pagelaran busana ini dibuat dari lorong plastik transparan.

GOING PLACES Designed as a modular nomadic object, a transparent tubular structure played host to #KENZOFW20, the first show by @felipeoliveirabaptista. #KENZOFOB #PFW

A post shared by KENZO (@kenzo) on


Beberapa media asing menyebutkan bahwa koleksi Kenzo kali ini memang minimalis namun sangat komersial, karena berpotensi disukai banyak kaum muda baik perempuan maupun laki-laki yang menyukai kenyamanan dalam berbusana namun tetap trendi.

Rumah mode Kenzo didirikan oleh Kenzo Takada, seorang pria asal Jepang yang kemudian menjalani karir fesyennya di Paris, Prancis, dan ingin membawa budaya Asia ke tengah-tengah konsep fesyen Eropa.

Baca juga: Saint Laurent tampilkan koleksi dramatis di Pekan Mode Paris

Baca juga: Warna bumi jadi primadona untuk tren kerudung

Baca juga: Pilih-pilih bahan ciput yang sesuai, spandex atau rajut?

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020