CGAP Melihat Potensi Pertumbuhan di Negara Berkembang

WASHINGTON, 12 Februari (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) -- CGAP, pusat pembiayaan mikro global tengah meluncurkan penelitian dan data baru yang mendorong operator telekom, lembaga finansial dan pemerintah untuk melihat potensi bisnis dalam memperluas akses kepada jasa finansial bagi rakyat yang kurang mampu di negara berkembang. Iklim ekonomi saat ini membuat kebutuhan akan banyak tersedianya alternatif yang aman atas uang tunai jauh lebih mendesak.

"Krisis finansial bukan berarti tidak dapat berinovasi. Ingatlah bahwa beberapa inovasi terbesar dalam abad silam -- kalkulator saku, televisi, Jejaring Internet -- diciptakan pada masa-masa ekonomi yang sulit," kata Elizabeth Littlefield, CEO CGAP.

Keberhasilan terbesar perbankan mobile saat ini adalah M-PESA di Kenya, yang lebih murah 45% daripada layanan transfer lain. Sebuah survei independen mendatang mendapati 83% pengguna mengatakan tidak memiliki M-PESA akan "sangat berdampak buruk" atas kehidupan mereka.

Meskipun angka-angka ini mendorong, CGAP mendapati di seluruh dunia bahwa sejauh ini m-banking belum berpotensi sepenuhnya. Kurang dari satu dari sepuluh nasabah perbankan lewat telepon selular adalah orang miskin, masih awam terhadap perbankan, dan hanya sebatas melakukan pembayaran dan transfer uang.

"Perbankan mobile dapat melakukan lebih dari sekedar transaksi sederhana untuk menawarkan platform fleksibel yang akan memenuhi kebutuhan rakyat kurang mampu, sementara pada saat yang sama menyediakan sumber pertumbuhan baru bagi penyedia jasa," ujar Littlefield. "Perbankan mobile sekarang dapat mengubah cara orang memperoleh layanan perbankan di negara berkembang."

Terdapat peluang potensial lain bagi penyedia jasa untuk ikut memenuhi kebutuhan rakyat kurang mampu sambil mengembangkan bisnis baru. CGAP memperkirakan bahwa 150 juta rakyat miskin di seluruh dunia memperoleh tunjangan kesejahteraan sosial dari pemerintah mereka. Namun kurang dari 25% penerima uang memperoleh hak mereka melalui rekening bank di mana mereka bisa menabung, membayar dan membuat aset.

"Bayangkan jika pembayaran seperti itu dapat dilakukan pakai kartu magnetik yang terhubung dengan rekening bank -- atau melalui telepon selular. Ini berarti penerima uang tiba-tiba saja bisa memperoleh beragam layanan berharga, seperti tabungan," kata Littlefield.

Pada Kongres Dunia GSM di Barcelona, Program Teknologi CGAP akan memperlihatkan temuan mutakhirnya seputar pengambilan oleh nasabah dan model bisnis yang membuat perbankan mobile dapat dinikmati rakyat kurang mampu. Keterangan tambahan di http://technology.cgap.org.

Perbankan di luar cabang -- berdasarkan angka

- di Filipina, transaksi di sebuah cabang bank bernilai US$2,50 namun hanya US$0,50 jika dilakukan pada telepon selular, dan beberapa komisi m-banking masih kurang dari apa yang diperoleh pedagang dari produk lain -- misalnya; pasta gigi, margin 10-12%; melakukan transaksi tunai perbankan mobile; hanya 1%.

- Di Pakistan, biaya menyiapkan dan mengelola sebuah agen 76 kali lebih rendah daripada biaya sebuah cabang bank.

- Brazil mungkin pasar termaju di mana perbankan koresponden menguasainya: Lebih dari 70 lembaga saat ini mengelola sekitar 105.000 agen yang mencapai hampir 6.000 kota.

Program teknologi CGAP didukung oleh Bill and Melinda Gates Foundation.

CGAP adalah pusat kebijakan dan penelitian independen yang memajukan akses finansial bagi rakyat kurang mampu. Ia didukung oleh lebih dari 30 badan pembangunan dan yayasan swasta yang sama-sama punya misi mengentaskan kemiskinan. CGAP, yang berkantor pusat di Bank Dunia, memberikan intelejen pasar, meningkatkan standar, mengembangkan solusi inovatif serta menawarkan jasa penasihat kepada pemerintah, penyedia biaya mikro, donor, dan investor. Keterangan tambahan di http://www.cgap.org.

SUMBER: CGAP

KONTAK: Una Gallagher Pulizzi
+1-202-473-8869, atau

Jim Rosenberg
+1-202-473-1084

keduanya dari CGAP

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009