Lubuklinggau, Sumsel (ANTARA News) - Harga minyak goreng (migor) curah pada sejumlah pasar di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) naik drastis menembus angka Rp8.600/kg.
Pantauan, Rabu menunjukkan, kenaikan harga minyak goreng curah ini baru terjadi sejak rabu pagi (11/2), karena hari sebelumnya masih dijual Rp7.600/kg.
"Naiknya baru tadi pagi, saya kaget sekali karena dalam seminggu harga minyak goreng sampai dua kali naik dengan total kenaikan mencapai Rp1.600/kg," ungkap Subagio (54) warga Kelurahan Talang Jawa Kiri II, Kecamatan Lubuklinggau Timur I.
Awal pekan ini, kata dia harga minyak goreng cuarah hanya Rp7.000/kg, kemudian naik menjadi Rp7.600/kg dan kini naik lagi jadi Rp8.600/kg.
Dikatakan lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang manisan dan gorengan ini, adanya kenaikan harga jual di tingkat agen juga berpengaruh kepada harga jual ditingkat pedagang pengecer. Saat ini, untuk eceran ia terpaksa menjualnya Rp10 ribu/kg.
"Dengan terpaksa saya harus mengecer Rp10 ribu/kg, itu sudah termasuk biaya angkut dan keuntungan bagi saya," katanya.
Sementara dua agen minyak goreng curah yang ada di daerah itu, yakni CV. Bumi Waras dan Toko Akor, mengaku harga pembelian dari pabrik pengolahan minyak tersebut juga menalami kenaikan sehingga pihaknya juga terpaksa menaikan harga.
"Harga di pabrik yang ada di Jambi juga sudah naik, jadi kami pun terpaksa menaikan harga jual," kata Kuwang We, Supervisor CV Bumi Waras.
Dia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas perusahaannya biasa menghabiskan 100 ton minyak goreng per minggu.
Abu Jamin, pemilik Toko Akor, yang juga agen minyak goreng mengatakan, pihaknya membeli minyak goreng dari pabrik pengolahan yang ada di Palembang dengan harga lebih tinggi dibandingkan biasanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009