Jakarta,  (ANTARA News) - Pengoperasian busway Koridor VIII (Lebak Bulus - Harmoni) terancam akan molor lagi setelah Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta menetapkan pengoperasian dimulai tanggal 14 Februari. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) M Tauchid Tjakraamidjaja menyebut ada kemungkinan pengoperasian itu diundur karena pihaknya masih harus melakukan konsolidasi dengan pihak terkait mengenai pengoperasian seperti dengan BLU Transjakarta mengenai kesiapan armada dan pihak kepolisian mengenai sistem keamanan jalur. Selain itu, Tauchid menyebut ia masih membutuhkan rapat internal tentang kesiapan jalur dan fasilitas seperti separator, ruas jalan yang rusak dan halte yang sudah tidak layak disinggahi oleh calon penumpang. Meskipun demikian, Tauchid mengatakan bahwa keterlambatan pengoperasian itu tidak akan lama. "Kalaupun meleset hanya seminggu keterlambatannya. Kami pastikan Februari bisa jalan," kata Tauchid saat Rapat Kerja dengan Komisi B DPRD DKI, Rabu. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menolak memberikan komentar mengenai kemungkinan molornya pengoperasian koridor VII yang sudah kesekian kalinya itu dan memilih untuk menunggu hingga tanggal 14 Februari untuk memberikan keterangan. "Sekarang kan masih tanggal 11 Februari. Masih ada waktu 3x24 jam kan," kata Fauzi singkat seusai meninjau penderita demam berdarah di RS Tarakan, Rabu. Menurut Tauchid, Kepala BLU Transjakarta sebelumnya memberikan tenggat tanggal 14 Februari tersebut untuk memacu semua instansi terkait agar mempercepat pengoperasian Koridor VII yang pembangunan haltenya telah selesai semua. Saat ini, Dishub bekerjasama dengan Dinas PU telah melakukan perbaikan jalur koridor VIII dan BLU juga telah mulai melakukan ujicoba pengoperasian. Dalam presentasi di depan Komisi B DPRD, Kepala BLU Transjakarta Daryati Asrining Rini mengatakan bahwa pengoperasian koridor VIII akan menggunakan skenario 3 yakni memakai halte Indosiar sebagai titik transfer ke bus koridor III (Kalideres- Harmoni). Sebelumnya ditetapkan halte yang menjadi transfer adalah Daan Mogot atau Jelambar namun Rini menyebut Halte Indosiar dipilih karena halte tersebut dinilai paling sedikit titik persinggungan dengan arus lalu lintas reguler. "Kalau diseputaran Daan Mogot sangat rawan macet dan kecelakaan sedang kalau di Tomang mixed traffic di sisi kiri kanan tol," paparnya. BLU menyiapkan tiga skenario terkait titik transfer penumpang tersebut karena koridor VIII belum akan dioperasikan secara penuh karena keterbatasan armada. Untuk pengoperasian awal itu, sebanyak 25 unit single bus dari koridor lain akan dipinjam di koridor VIII. Bus itu akan disediakan oleh pemenang lelang sebelumnya, yakni PT Eka Sari Lorena Transport yang menyediakan 10 bus dan PT Primajasa Perdanarayautama sebanyak 15 bus. Rini menyebut pengoperasian bus yang seharusnya dioperasikan di koridor IV-VII itu sekaligus untuk menjawab somasi yang dilayangkan pihak operator karena bus yang sudah selesai perakitannya itu tidak segera dioperasikan. "Keuntungan menggunakan bus hasil lelang itu karena bus memang lama tidak dioperasikan dan kita akan meminta mereka untuk menarik somasinya," kata Rini. Menurutnya, secara hukum pengoperasian di koridor lain itu aman karena sudah tercantum di kontrak dengan operator bahwa BLU dapat memperbantukan bus-bus tersebut di koridor lain. Jika dioperasikan menggunakan skenario 3, maka jarak tempuh koridor VII itu menjadi hanya 20 kilometer dan waktu tempuh diperkirakan 180 menit pada jam sibuk dan 130-140 menit pada jam tidak sibuk dengan kecepatan bus rata-rata 20 kilometer perjam. Waktu kedatangan bus atau "headway" disebut Rini diperkirakan 10 menit pada jam sibuk dan 7-8 menit pada jam normal.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009