Jambi (ANTARA) - Gubernur Jambi Fachrori Umar menyatakan kesiapan Pemerintah Provinsi Jambi dalam menyukseskan program 'Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri' (Sikomandan), sebagai upaya pemenuhan kebutuhan atau swasembada daging sapi dan kerbau.
Program ini merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pertanian agar pemenuhan daging sapi dan kerbau dapat diperoleh dari dalam negeri sepenuhnya, tidak berasal dari impor, kata Fachrori pada saat meninjau Pelayanan Terpadu Peternakan dan Kesehatan Hewan di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, Jumat.
Pada kesempatan tersebut, gubernur melakukan peninjauan dan Inseminasi Buatan (IB) untuk ternak sapi, ternak yang berada di kawasan PT KIM Tanjung Belit.
Gubernur juga menyerahkan bantuan kepada petani diantaranya berupa vaksin dan bibit tanaman. Tampak mendampingi Gubernur, Wakil Bupati Bungo H.Safrudin Dwi Aprianto, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Jambi Ahmad Maushul, tokoh masyarakat dan perangkat kecamatan dan desa setempat.
Dalam upaya mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan khususnya pangan asal hewan, telah banyak program yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian terutama kegiatan upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting.
"Program ini juga akan dilakukan pembenahan tata niaga ternak dan daging sapi melalui penguatan kelembagaan sapi lokal, serta pemasaran melalui koperasi peternak, pemanfaatan kapal ternak, serta pembangunan holding ground agar distribusi lancar," kata Gubernur Jambi, Fachrori Umar.
Pemerintah provinsi mengapresiasi seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) yang terlibat dalam program Upsus Siwab (Sapi Indukan Wajib Bunting) dan mengharapkan program di Kabupaten Bungo ini dapat dilanjutkan dengan keberhasilan peningkatan populasi kerbau melalui kegiatan Sikomandan.
Kegiatan inseminasi buatan untuk ternak sapi di Kabupaten Bungo merupakan upaya mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam bidang pangan khususnya pangan hewani.
Telah banyak program yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi dan ini termasuk daerah yang kita jadikan lokasi inseminasi buatan untuk ternak sapi, saya berharap semakin banyak sapi yang lahir sehat dan mampu berkembang biak guna memenuhi kebutuhan daging di Kabupaten Bungo, juga Provinsi Jambi,
"Kedatangan kita ke sini juga untuk bertemu peternak dan ini tekad kita memajukan peternakan, sehingga program Sikomandan dapat dijadikan momentum yang tepat untuk terus mendorong pembangunan peternakan agar lebih efektif dan berdampak pada upaya pengentasan kemiskinan," kata Fachrori.
Sementara itu Wakil Bupati Bungo H Safrudin Dwi Aprianto mengatakan Pemerintah Kabupaten Bungo akan terus bersinergi dalam mengembangkan peternakan di Kabupaten Bungo.
Diversifikasi sangat penting baik dari segi perikanan, peternakan, pertanian dan kerja sama ini akan terus berkesinambungan dilaksanakan untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Jambi, Ahmad Maushul menyatakan pada tahun 2017 telah diluncurkan kegiatan khusus sapi/kerbau indukan wajib bunting dan selama tiga tahun Provinsi Jambi selalu melebihi target yang ditetapkan.
Tahun ini, program UPSUS SIWAB dilanjutkan program Sikomandan. Sesuai data statistik, populasi sapi dan kerbau di Provinsi Jambi mencapai 212.324 ekor. Jumlah populasi betina produktif yang berpotensi dijadikan akseptor 27,79 persen dari jumlah populasi 59.000 ekor. Tahun ini Provinsi Jambi diberi target akseptor IB sebesar 23.000 ekor, jumlah kebuntingan 15.200 ekor dan jumlah kelahiran 13.680 ekor.
Maushul juga menjelaskan bahwa pelaksanaan pelayanan terpadu peternakan dan kesehatan hewan berupa kegiatan IB dalam rangka menyukseskan upsus siwab serta aktif servis dan pengecekan kesehatan hewan secara terpadu. Pencapaian ini terus kami pacu. Petugas menelusuri ke peternakan-peternakan, mendata ternak yang bunting dan lahir, melalui IB maupun kawin alam, khususnya di kawasan kantong ternak di Provinsi Jambi.
Sementara itu, perwakilan masyarakat Jujuhan dari kelompok tani, Muslim menyatakan bahwa masyarakat di Tanjung Belit mengapresiasi pelaksanaan program ini yang dinilainya dapat meningkatkan produksi ternak.
"Salah satu kendala yang kami hadapi adalah masalah keguguran yang dialami oleh kerbau, untuk itu kami harapkan dengan adanya pendampingan ini, kami dapat diberikan pengajaran apa yang harus kami lakukan jika kerbau kami keguguran dan bagaimana cara pencegahnnya," kata Muslim.
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020