Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) pada tahun 2009 merencanakan tidak lagi mengimpor solar dan minyak tanah untuk memenuhi kewajiban pelayanan publik (public service obligation/PSO), karena sudah terpenuhi dari kilang di dalam negeri milik BUMN tersebut.
Dirjen Migas Departemen ESDM Evita Legowo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu, mengatakan, Pertamina hanya akan mengimpor premium untuk PSO tahun ini.
"Sedang solar dan minyak tanah buat PSO sudah tidak impor lagi karena sudah dipenuhi kilang dalam negeri," katanya.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal mengatakan, pada tahun 2009, kebutuhan minyak tanah untuk PSO mencapai 36,033 juta barel dan solar PSO 73,595 juta barel.
Namun, produksi hasil kilang Pertamina diperkirakan berlebih masing-masing minyak tanah 44,819 juta barel dan solar 99,487 juta barel.
Sedang, kebutuhan premium PSO tahun 2009 diperkirakan mencapai 123,856 juta barel, dengan hasil kilang hanya 68,35 juta barel, sehingga Pertamina masih impor sebanyak 55,506 juta barel.
Selain untuk PSO, solar dan premium diperlukan buat memenuhi kebutuhan lainnya.
Pemerintah memperkirakan konsumsi BBM jenis solar tahun 2009 mencapai total 29,77 juta kiloliter dan premium 21,294 juta kiloliter.
Konsumsi solar tersebut terdiri dari solar transportasi PSO sebesar 12,5 juta kiloliter, solar industri 8,4 juta kiloliter, pembangkit listrik 7,9 juta kiloliter, transportasi non-PSO 750 ribu kiloliter, dan TNI/Polri 220 ribu kiloliter.
Sedang konsumsi premium tahun 2009 terdiri dari buat transportasi PSO 20,639 juta kiloliter, transportasi non-PSO 500 ribu kiloliter, TNI/Polri 110 ribu kiloliter, dan industri 45 ribu kiloliter. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009