Jakarta (ANTARA) - Lembaga filantropi Dompet Dhuafa mengembangkan sejumlah program sebagai upaya pencegahan kerawanan pangan dan mengatasi stunting atau kekerdilan pada anak.
Direktur Utama Dompet Dhuafa Imam Rulyawan di Jakarta, Jumat, mengatakan program yang dikembangkan tersebut meliputi program pertanian sehat terpadu, program Jaringan Kesehatan Ibu dan Anak (JKIA) dan SNGI (Saving Next Generation Institute) yang berbasis pemberdayaan kader dan komunitas masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kematian ibu dan anak.
Selain itu, juga program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang mendorong perilaku bersih dan sehat di lingkungan sekitar dengan sumberdaya yang ada.
"Program tersebut, dilakukan bersama dengan komponen masyarakat, pemerintah daerah, dinas terkait dan mitra lain yang bekerja sama secara terintegrasi di lapangan, ujarnya melalui keterangan tertulis.
Kasi Mutu Gizi Kementrian Kesehatan Dr.Hera Nurlita, S.SiT,M.Kes mengatakan stunting merupakan masalah multidimensial, terdiri dari penyebab langsung seperti konsumsi makanan tidak beragam, penyakit infeksi, dan tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
Penyebab tidak langsung, tambahnya, berupa kerawanan pangan, pemantauan tumbuh kembang balita yang belum optimal serta akses sanitasi yang tidak layak. Kondisi tersebut, membutuhkan peran aktif banyak pihak.
"Pemerintah sudah berkomitmen dan menetapkan arah perbaikan gizi nasional untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat," ujarnya.
Direktur LKC NTT Dompet Dhuafa drg. Martina Tirta Sari mengatakan pada 2018, terdapat 92 kabupaten-kota dengan prevalensi stunting balita lebih dari 40 persen.
Pada saat yang sama, 206 kabupaten-kota memiliki prevalensi stunting antara 30-40 persen.
Permasalahan pangan, gizi buruk dan stunting, tambahnya, untuk itu menjadi pekerjaan bersama dengan pemerintah daerah.
Pewarta: Subagyo
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020