Kupang (ANTARA News) - Puluhan kepala keluarga (KK) di wilayah Kupang Timur, Kabupaten Kupang dievakuasi ke tempat lebih aman akibat banjir bandang "menyerbu" rumah mereka, Selasa. Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya didampingi Wakil Bupati Kupang, Ruben Funay langsung terjun ke lokasi untuk melihat dari dekat kondisi kehidupan warga setelah diterjang banjir. Di Oebelo, misalnya, tercatat sedikitnya 30 KK harus dievakuasi dan ditampung di sebuah kapela (rumah ibadah kecil untuk penganut Katolik) karena kediaman mereka tergenang banjir setinggi dada orang dewasa. Di wilayah Tarus, tercatat sedikitnya 67 pemukiman penduduk dikepung banjir sehingga harus dievakuasi ke daerah dataran tinggi. Warga yang menjadi korban banjir bandang tersebut, dievakuasi oleh tim SAR dengan perahu karet karena genangan air mencapai sekitar satu meter. Gubernur Lebu Raya minta jajaran kesehatan untuk segera mengambil langkah-langkah guna menghindari terjadinya penyakit. Wilayah Oebelo yang sebagiannya dihuni oleh warga eks pengungsi Timor Timur merupakan daerah langganan banjir, karena lokasi perumahan penduduk berada di daerah dataran rendah. Luapan banjir menerjang pula wilayah Naibonat, salah satu daerah sentra produksi beras di Kupang. Puluhan hektare sawah di wilayah itu, terutup seluruhnya oleh banjir. Gubernur Lebu Raya juga meninjau lokasi perumahan sosial di wilayah Naibonat yang juga tak luput dari amukan banjir bandang. Wilayah NTT, sejak Senin (9/2) diguyur hujan lebat sehingga terjadi banjir di mana-mana. Kota Kupang pada Selasa nyaris lumpuh karena semua ruas jalan umum penuh dengan genangan air. Pihak Bandara El Tari Kupang juga memberlakukan larangan terbang bagi semua armada penerbangan. Pesawat-pesawat terbang mulai beroperasi kembali menjelang Selasa sore sehingga mengganggu semua jadwal penerbangan di semua kota tujuan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009