Jakarta (ANTARA) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ditutup melemah masih dipicu kekhawatiran pasar terhadap meluasnya wabah Virus COVID-19.
IHSG ditutup melemah 82,99 poin atau 1,5 persen ke posisi 5.452,7. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 13,23 poin atau 1,48 persen menjadi 879,53.
"Sentimen pelemahan indeks masih sama seperti sebelumnya, tentang makin maraknya penyebaran Virus Corona di luar China," kata analis Indopremier Sekuritas di Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, lanjutnya, berkaca pada indeks global dan regional yang juga turun dalam maka, pelemahan IHSG dinilai wajar.
Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham. IHSG bahkan sempat terkoreksi hingga lebih dari 4 persen pada penutupan sesi pertama perdagangan.
Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi dimana sektor aneka industri turun paling dalam yaitu minus 5,85 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor konsumer masing-masing minus 4,21 persen dan minus 3,17 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp17,17 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 474.250 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,55 miliar lembar saham senilai Rp9,27 triliun. Sebanyak 90 saham naik, 330 saham menurun, dan 104 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 805,2 poin atau 3,67 persen ke 21.143, indeks Hang Seng melemah 648,7 poin atau 2,42 persen ke 26.129,9, dan indeks Straits Times melemah 99,83 poin atau 3,21 persen ke 3.011,87.
Baca juga: IHSG turun tajam, Manajer Investasi: Pasar bereaksi berlebihan
Baca juga: IHSG anjlok, OJK sebut bursa global juga tertekan
Baca juga: IHSG diprediksi terus tertekan aksi jual sepanjang akhir pekan ini
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020