Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas paramadina Jakarta Dr Yudi Latif berpendapat, Golkar ragu mencetuskan tokoh atau kadernya untuk dicalonkan sebagai Capres dan Cawapres akan merugikan citra partai ini.
"Publik sudah sangat memahami bahwa Golkar adalah partai besar, tetapi (sampai saat ini) sikapnya lemah karena belum berani mencalonkan presiden atau calon Wapres," katanya dalam diskusi Wacana 23 Opini Dari Slipi bertajuk Koalisi Pilpres: Sebelum atau Setelah Pemilu Legislatif" di DPP Golkar di Silipi Jakarta, Selasa.
Diskusi yang dipandu Poempida Hidayatullah dan dibuka Wakil Ketua Umum DPP Golkar Agung Laksono juga menghadirkan Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait, Ketua DPP PKS Zulkiflimansyah dan Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Syarif Hasan.
Yudi Latif mengemukakan, dari deretan partai peserta Pemilu 2009, hanya Partai Golkar yang belum memberi sinyal mengenai siapa yang akan dicalonkan sebagai presiden dan siapa yang akan dicalonkan sebagai Wapres. Partai lain, bahkan partai yang tidak sebesar Golkar sudah berani berterus terang mengenai calon yang akan diajukan.
Mengenai kemungkinan Golkar hanya akan mengajukan Ketua umum DPP Golkar Jusuf Kalla sebagai Cawapres, dia mengemukakan, jika keputusuan itu diambil, maka kadernya akan mempertanyakan mengingat adanya peluang bagi Golkar untuk memenangi Pemilu 2009. Golkar setidaknya akan meraih suara signifikan pada Pemilu mendatang.
"Situasi saat ini berbeda ketika tahun 2004 dimana Jusuf Kalla kemudian berduet dengan Yudhoyono. Saat itu, Jusuf Kalla belum memiliki basis kuat di Golkar," katanya.
Yudi yang juga Direktur Reform Institute mengemukakan, saat ini Jusuf Kalla adalah ketua umum partai. "Kalau Golkar memenangi Pemilu, apakah kadernya mau menerima kalau Golkar hanya mencalonkan tokohnya wakil presiden," katanya.
Mengenai koalisi antar parpol, Yudi mengemukakan,s ebagai partai besar, Golkar akan menentukan kemana arah peta politik khususnya koalisi partai-partai yang akan terjadi. Peta koalisi akan tetap memperhitungkan posisi Golkar.
Syarif Hasan mengemukakan, Rapimnas PD dua hari lalu memang belum menentukan partai mana yang akan diajak koalisi, tetapi diakui bahwa koalisinya selama empat tahun terakhir dengan Golkar berlangsung sangat bagus. "Kinerja pemerintah juga bagus," katanya.
PD merasakan banyaknya irama yang sama dengan Golkar. Namun apakah koalisi itu akan dilanjutkan, masih akan ditentukan berdasarkan hasil Pemilu legislatif 9 April 2009. Yang penting dari koalisi antar partai adalah komitmen.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009